Masalah yang timbul dimulai sejak pengajuan kredit. Pertama, masyarakat mengajukan kredit dengan pendapatan yang belum pasti. Kedua, broker perumahan mengejar keuntungan dengan menawarkan kredit dengan opsi bayar yang berisiko tinggi (ARM) tanpa memandang pada siapa mereka menawarkan serta dampak yang akan ditimbulkan.
Bonus besar yang didapat dari ARM menyebabkan opsi bayar ini lebih banyak ditawarkan kepada masyarakat daripada opsi lain dengan tingkat risiko lebih rendah. Berdasarkan film, besarnya bonus untuk satu aplikasi kredit ARM bisa mencapai lima kali lipat dari kredit dengan suku bunga tetap.
Ketiga, pihak bank terlalu longgar, bahkan dalam beberapa kasus, sekalipun kolom pendapatan dikosongkan, pengajuan kredit tetap diterima. Minimnya verifikasi pendapatan dari pihak bank ini menyebabkan debitur yang tidak memenuhi persyaratan dapat mengajukan pinjaman, sehingga pada akhirnya menyebabkan kerugian bagi banyak pihak termasuk bank sendiri.
Lembaga Pemeringkat
Setiap sekuritas yang terdaftar di bursa perlu memenuhi syarat-syarat tertentu terlebih dahulu untuk dapat diperjualbelikan, agar pembeli tahu bagaimana kualitas produk yang dibelinya. Hal ini menjadi tugas lembaga pemeringkat atau rating agency untuk memeriksa apakah sekuritas yang ditawarkan sebuah perusahaan baik atau tidak dan kemudian memberikan peringkat.
Yang terjadi pada krisis subprime mortgage Amerika Serikat tahun 2008 adalah terdapat ketidaksesuaian antara rating yang diberikan pada sekuritas dengan kualitas sekuritas yang sesungguhnya, lebih parah lagi proses pemberian rating didasarkan pada keuntungan ekonomi dan persaingan dengan kompetitor, sehingga rating yang diberikan tidak sesuai standar.
Kebijakan Pemerintah (dalam hal ini bank sentral AS)
Sedikit yang dapat digambarkan mengenai kebijakan pemerintah dalam film, bahwa upaya pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berakhir dengan bencana yang diakibatkan upaya pengendalian laju inflasi yang tinggi melalui peningkatan tingkat suku bunga yang kemudian bertemu dengan harga properti yang tinggi, sehingga menyebabkan harga properti semakin melonjak dan terjadi gagal bayar. Hal ini berdampak parah terutama pada mereka yang memiliki kredit perumahan dengan adjustable rate.
Dari Sisi Inovasi Keuangan
Pada dasarnya inovasi di bidang keuangan dapat mempercepat booming ekonomi terjadi, konsekuensinya burst juga terjadi lebih cepat. Hal terpenting yang dilewatkan dalam krisis 2008 adalah sebaik apapun sistem atau inovasi dirancang, tanpa pengawasan yang baik, selama moral hazard tinggi, dampaknya akan tetap buruk.
Adjustable Rate Mortgage (ARM)Â
Adjustable Rate Mortgage (ARM) merupakan cara pembayaran kredit dengan tingkat suku bunga yang disesuaikan dengan tingkat suku bunga pada saat pembayaran, sehingga ketika tingkat suku bunga rendah, cicilan rendah, dan ketika tingkat suku bunga naik, cicilan ikut naik.
Dari sudut pandang penyedia kredit perumahan, opsi pembayaran ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat. Sayangnya, proses awal aplikasi kredit yang minim verifikasi bertemu dengan naiknya tingkat suku bunga yang diterapkan pemerintah, menyebabkan masyarakat dengan kredit ARM tak mampu membayar cicilannya.
Collateralized Debt Obligation (CDO)
Dalam konteks krisis yang digambarkan Big Short, lain hal dengan masyarakat yang gemar refinancing, lembaga-lembaga finansial gemar melakukan resekuritisasi.
Sekuritisasi sendiri dapat memberikan setidak-tidaknya manfaat bagi 2 pihak, yaitu bank atau lembaga finansial lain sebagai penyedia kredit perumahan sekaligus penerbit sekuritas dan pemegang sekuritas.