Kegiatan meminjam pada bank keliling yang tidak sehat seperti ini dikhawatirkan menjadi habituasi dan pada akhirnya menimbulkan ketergantungan masyarakat pada bank keliling.
Pengalaman Nasabah Bank Keliling
Salah satu nasabah bank keliling mengaku mulai meminjam pada bank keliling sejak tahun 2015, dan hingga saat ini masih memiliki kewajiban angsuran terhadap bank keliling, meskipun dengan bank keliling yang berbeda. Menurutnya meminjam pada bank keliling membawa kemudahan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari di tengah pendapatannya yang tidak menentu sebagai pengusaha warung dan suami buruh harian lepas. Biasanya ia meminjam untuk menambah modal usaha warungnya, tetapi lebih banyak ia gunakan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
Selain terbantu dengan pinjaman bank keliling, ada pula hal-hal tidak menyenangkan yang dialaminya selama menjadi nasabah yaitu ketika rekan ‘kumpulan’nya tidak membayar angsuran atau kekurangan, sehingga satu kelompok harus tanggung renteng menanggulangi jumlah kekurangannya.
Ada pula petugas bank keliling yang cukup ketat dan tidak menolerir keterlambatan, sehingga terkadang ketika uang cicilannya belum terkumpul, ia harus bersembunyi di dalam rumah atau pergi ke luar rumah untuk menghindari penagihan.
Perihal meminjam dari bank keliling yang satu untuk menanggulangi angsuran terhadap bank keliling yang lain, ia juga melakukan praktik tersebut, dan memang melelahkan, akunya.
Hal tidak menyenangkan lain datang dari nasabah yang berbeda. Ia pernah meminjamkan identitasnya untuk meminjam uang pada bank keliling. Dengan iming-iming diberi bagian, ia pun mengiakan, karena memang sedang membutuhkan.
Karena telah memiliki catatan pinjaman pada bank keliling A, dan waktu anggusan masih terbilang lama, serta opsi untuk mengajukan pinjaman pada bank keliling lain sudah dilakukan sebelumnya, sementara kebutuhan tak bisa menunggu, menyebabkan masyarakat bertindak ‘nakal’ dengan mengajukan pinjaman menggunakan identitas orang lain.
Pada awalnya, empat sampai lima angsuran pertama berjalan lancar, di pertengahan ia mulai bersembunyi menghindari penangih. Selain itu terjadi pula beberapa kali perbedaan hitungan antara pihak bank keliling dan pihak peminjam, menurut petugas tersisa 9 kali angsuran sementara menurut si peminjam tersisa 5 kali angsuran, sehingga pada akhirnya ia justru harus menomboki kekurangannya.
Proses yang mudah dan cepat, serta persyaratan yang ringan mungkin menjadi excitement tersendiri bagi masyarakat, namun bukan berarti tanpa risiko. Verifikasi yang kurang detail dan teliti dari petugas dapat menyebabkan kerugian pada kedua belah pihak, baik pihak bank keliling maupun nasabah.
Fenomena seperti ini terkadang diketahui oleh petugas, namun petugas lebih memilih untuk tutup mata. Selama angsuran berjalan lancar dan tak kekurangan, maka everything is fine.