" Where ? to Odor?" tanyaku penasaran.
 "No, somewhere else". tukas Chris cepat.
Lantas Chris menyeret kursi roda ke arahku dan membantu mendudukanku di alat itu, kepalaku masih terasa pening,
 "My backpack please" ujarku sambil menunjuk ransel hitam yang tergeletak di samping meja tempat tidur.
Chris membawaku menyelasari lorong-lorong ruangan itu dengan kursi roda, nampak seperti sebuah laboratorium besar, namun desainnya memang bukan desain yang pernah aku lihat. Penuh dengan lapisan besi, baja dan platinum yang sering aku lihat di film-film futuristik alien monster yang tidak masuk akal itu. Di kiri dan kanan di dalam ruangan yang nampak seperti meja operasi itu aku lihat banyak orang-orang sepantaranku terbaring namun tak bergerak, tertidur dengan banyak selang-selang yang menempel di badan mereka.
 " don't look!", sergah Chris.
Kami sampai di salah satu pintu keluar bangunan itu. Chris, Menempelkan barcode di kartu yang dia pegang ke mesin yang ada di samping pintu itu dan menekan tombol angka-angkanya dan dengan sekejap  pintu itu terbuka. Belum sempat kami melangkah, seseorang berperawakan besar lengkap dengan senjata laras panjang menghadang kami.
 "Where'd you take this girl ?!" Gertaknya.
"To Odor", ujar Chris bersikap tenang berusaha meyakinkan petugas.
Tiba-tiba terdengar bunyi sirine dan penjaga berperawakan besar itu berbicara dengan seseorang melalui handy-talky. Dengan sigap Chris merebut senjata dari petugas itu dan menodongakan moncongnya ke arah penjaga , dengan gemetaran aku mencoba bangun dari kursi roda dan menepi menggapai tombol merah di samping pintu otomatis itu dan terbuka.Â
"get in, GET IN!", hardik Chris mengancam penjaga besar itu dengan senjata laras panjang dan menyuruhnya masuk ke dalam pintu akses keluar tadi, penjaga itu menurutinya. Chris menekan tombol merah, pintu tertutup , dan dengan senjata yang direbutnya tadi dia memukul-mukulkannya ke tombol pintu itu hingga mengeluarkan percikan api dan hancur. Lantas Chris mengambil ranselku yang terjatuh dan berlari ke arahku.