Invasi semacam itu akan memaksa Rusia untuk pindah ke daerah-daerah yang sangat memusuhi mereka. Itu meningkatkan kemungkinan perlawanan yang berkepanjangan (bahkan mungkin yang didukung oleh AS) dan invasi bisa berubah menjadi pendudukan. “Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa Rusia dapat mengambil Ukraina sebanyak yang diinginkannya, tetapi tidak dapat menahannya,” kata Melinda Haring, wakil direktur Pusat Eurasia Dewan Atlantik.
Menurut saya, cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi konflik ini adalah bila semua pihak mau berkompromi dan mau duduk di meja perundingan. Memang, sudah ada Minsk Protocol yang dijalankan pada tahun 2015. Namun dilihat dari keadaan saat ini, Minsk Protocol sepertinya tidak berhasil untuk membawa kedamaian di Ukraina Timur. Menurut penulis, untuk bisa deeskalasi konflik yang sangat memanas ini, semua pihak harus menurunkan egonya masing-masing dan mencari win-win solution dari permasalahan yang ada. Misalnya, Russia yang terancam oleh Ukraina yang ingin bergabung NATO, mungkin saja Ukraina bisa setuju tidak bergabung NATO dengan syarat dikembalikannya provinsi Donetsk dan Luhansk ke Ukraina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H