Mohon tunggu...
Dewi Rohmawati
Dewi Rohmawati Mohon Tunggu... Guru - Penikmat sastra

Mari saling berbagi apa yang kita ketahui

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengapa Harus Menulis?

15 April 2021   13:00 Diperbarui: 16 April 2021   09:38 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Ketika saya duduk dibangku kuliah, dosen Bahasa Arab saya menyampaikan, bahwa menulis itu sama dengan dua kali membaca. Jadi, menulis menjadikan memori dalam otak kita bekerja lebih banyak sehingga mampu menampung informasi lebih lama. 

Pada kenyataannya, saat kita mempelajari sebuah materi dimulai dari membaca lalu menuliskan kembali apa yang telah dibaca, kemungkinan besar pada hari-hari setelahnya kita masih mengingat dengan jelas apa yang sudah kita pelajari.

Di zaman yang serba dimudahkan ini, kadang sebagian besar dari kita berpikir, buat apa sih menulis? Ribet ah, enakan juga membaca sama menonton. Eits, simak dulu beberapa keuntungan dari menulis. Setidaknya ada beberapa poin penting alasan mengapa kita harus menulis:

  1. Menulis itu mengikat ilmu.

Imam Syafi'i mengatakan, "Ikatlah ilmu dengan menulis." Dan kita juga kerap mendengar bahwa ilmu itu ibarat binatang buruan, ketika sudah dapat maka ikatlah agar binatang buruan itu tidak lari. 

Sewaktu masih SD saya sama sekali belum paham dengan istilah-istilah itu, lalu ketika sudah dewasa barulah paham arti sesungguhnya dari "ikatlah ilmu dengan menulis".

Biasanya saat kita sudah dewasa baru merasakan akibatnya jika dulu tidak pernah menulis pelajaran yang kita dapatkan. Misalnya saat seseorang atau anak kita bertanya tentang suatu hal, lalu kita tidak bisa menjelaskan secara sempurna karena kita sendiri sudah lupa. 

Kita hanya mengingat pernah mempelajari hal itu namun tidak benar-benar memahaminya. Lain halnya saat kita menuliskannya kita akan cenderung membaca kembali tulisan kita sehingga paham dengan apa yang telah dipelajari. 

Maka dari itu, menulis menjadikan kita mudah mengingat selagi kita mau membaca ulang apa yang kita tuliskan. Sehingga ilmu yang telah kita dapat bisa benar-benar melekat. Semoga ya..

2. Menuangkan ide-ide dan pemikiran yang melintas dikepala sehingga tidak mengendap terlalu lama atau bahkan malah hilang seketika. 

Kadang tanpa sadar bahwa menulis membuat kita merasa lega. Penulis favorit saya, Tasaro GK dalam buku Sewindu mengatakan, "Jika sebuah pemikiran tidak tertuliskan, lantas bagaimana sebuah peradaban hendak diwariskan?"

Itu benar, karena pada kenyataannya buku-buku yang sering kali kita baca adalah hasil dari pemikiran para tokoh terdahulu yang diabadikan dalam bentuk tulisan. 

Coba kita lihat-lihat sekali lagi, bukankah kita sering terkesan pada banyak tulisan? Membuka media sosial, melihat status yang menarik, melihat postingan kata-kata bijak, membaca sebuah cerita lucu, menyedihkan, memotivasi, kita sering tenggelam menikmati. 

Lalu sekarang coba kalau situasinya kita balik, bagaimana jika orang lain yang terkesan dengan tulisan kita, bukankah itu lebih menyenangkan?

Memang kadang kita terlalu sibuk menikmati dan mengagumi karya orang lain tanpa sadar kita sendiri juga punya banyak peluang untuk bisa berkarya dan dikagumi oran lain.

3. Menulis mendorong kita untuk mencari tahu lebih banyak informasi.

Maka benar, bahwa penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Saat kita menuliskan pemikiran atau pendapat kita, kita pasti butuh banyak referensi agar pemikiran kita dikuatkan oleh teori-teori terdahulu. 

Sehingga saat tulisan kita dibaca oleh orang lain, orang itu akan yakin bahwa ulisan kita tidak asal-asalan dan tidak ngarang. Dan disisi lain, bagusnya alur tulisan biasanya mencerminkan seberapa banyak informasi yang pernah dikaji.

4. Menulis bisa menyampaikan informasi pada banyak kalangan.

Sayyid Quthb pernah berkata bahwa, "Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala." Coba sejenak kita renungkan, bukankah itu benar? 

Kita juga sering mendengar kalimat, "dengan menulis, aku bisa berbicara dengan orang dimasa depan." Wow, mengagumkan bukan? Sudah banyak sajak-sajak dan cerita fiksi dari para sastrawan yang mampu membius kita sehingga tenggelam menikmati karya-karya mereka. 

Sudah banyak juga karya tokoh terkemuka yang kita cerna sehingga kita sering melongo dan berkomentar, "oh iya ya". 

Penulis hebat, meskipun mereka telah tiada tapi karya mereka teta ada dan dibaca dari generasi kegenerasi. Seperti itulah yang dimaksud dengan bisa berbicara dengan orang dimasa depan.

5. Menulis bisa jadi sarana rekreasi.

Loh kok bisa, cuma corat-coret dan ketak-ketik bisa dikatakan rekreasi? Bisa dong, yang rekreasi itu jiwanya bukan raganya, pikiran kita bisa terbuka dan bisa kemana-mana saat menulis, mengapa? 

Karena tidak ada batasan dalam menulis, kita bisa menuliskan apa saja. Kita bisa menuliskan curhatan, buku harian, puisi, cerpen, cerpan, novel, dan masih banyak jenis tulisan lainnya. 

Kalau kita menuliskan sebuah kisah, kita bisa membuat tokoh sendiri, bisa membuat alur sendiri dan ending sendiri. Tetapi, bagaimana dengan situasi saat kita bingung mau mulai menulis dari mana? 

Cobalah dari yang mudah, contohnya menulis status di facebok, diinstastory, ditwitter, atau dimana saja yang sekiranya tidak sulit dan sangat bisa dijangkau dalam berbagai keadaan.

6. Menulis bisa menghasilkan uang.

Buat yang memang hobi menulis, maka tidak mustahil bahwa berangkat dari hobi bisa jadi profesi. Sudah bukan rahasia bahwa menulis memang bisa menghasilkan banyak uang, dari hobi menulis bisa jadi lahan bisnis manakala kita memang mempunyai kemauan yang kuat dan melekat. 

Misalnya, mengirim artikel ke majalah, mengirim novel karya sendiri ke sebuah penerbit, mengirim opini agar dimuat dikoran, mengikuti berbagai lomba menulis yang biasanya berhadiah uang tunai. 

Tidak ada salahnya mencoba, jadikan menulis itu sebuah rutinitas baru yang harus ditekuni. Gagal, coba lagi. Jatuh, bangkit lagi. Kalimat seperti itu bukankah sudah sering kita dengan? Dan itu berlaku untuk banyak situasi termasuk dalam hal tulis menulis.

Nah, sudah terbayang kan beberapa manfaat dari menulis. Sebenarnya masih banyak, dan kita akan merasakan banyak manfaatnya saat kita sudah benar-benar menekuni kegiatan menulis. Yuk mulai rajin menulis, menulis apa saja. Semangat ya ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun