Coba kita lihat-lihat sekali lagi, bukankah kita sering terkesan pada banyak tulisan? Membuka media sosial, melihat status yang menarik, melihat postingan kata-kata bijak, membaca sebuah cerita lucu, menyedihkan, memotivasi, kita sering tenggelam menikmati.Â
Lalu sekarang coba kalau situasinya kita balik, bagaimana jika orang lain yang terkesan dengan tulisan kita, bukankah itu lebih menyenangkan?
Memang kadang kita terlalu sibuk menikmati dan mengagumi karya orang lain tanpa sadar kita sendiri juga punya banyak peluang untuk bisa berkarya dan dikagumi oran lain.
3. Menulis mendorong kita untuk mencari tahu lebih banyak informasi.
Maka benar, bahwa penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Saat kita menuliskan pemikiran atau pendapat kita, kita pasti butuh banyak referensi agar pemikiran kita dikuatkan oleh teori-teori terdahulu.Â
Sehingga saat tulisan kita dibaca oleh orang lain, orang itu akan yakin bahwa ulisan kita tidak asal-asalan dan tidak ngarang. Dan disisi lain, bagusnya alur tulisan biasanya mencerminkan seberapa banyak informasi yang pernah dikaji.
4. Menulis bisa menyampaikan informasi pada banyak kalangan.
Sayyid Quthb pernah berkata bahwa, "Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala." Coba sejenak kita renungkan, bukankah itu benar?Â
Kita juga sering mendengar kalimat, "dengan menulis, aku bisa berbicara dengan orang dimasa depan." Wow, mengagumkan bukan? Sudah banyak sajak-sajak dan cerita fiksi dari para sastrawan yang mampu membius kita sehingga tenggelam menikmati karya-karya mereka.Â
Sudah banyak juga karya tokoh terkemuka yang kita cerna sehingga kita sering melongo dan berkomentar, "oh iya ya".Â
Penulis hebat, meskipun mereka telah tiada tapi karya mereka teta ada dan dibaca dari generasi kegenerasi. Seperti itulah yang dimaksud dengan bisa berbicara dengan orang dimasa depan.