______
Sayup-sayup terdengar alunan biola dari kejauhan. Bunyi biola itu semakin lama semakin keras tertangkap pendengaran Quin. Tiba-tiba saja bunyi biola itu berhenti. Dan gadis itu dikejutkan oleh suara seseorang yang tampaknya sangat dekat dengan tempatnya berdiri.
"Apakah yang terjadi? Kenapa kamu terluka parah?" Seseorang itu berkata pada Quin.
Dan gadis itu tidak sanggup berkata-kata, karena bila ia bicara maka dadanya langsung sesak dan sakit bukan main. Ini mungkin karena luka yang sangat dalam akibat dicabutnya pendant itu dengan paksa. Bagian depan tubuh Quin terluka parah dan ada lubang kecil di dekat dadanya.
"Ikutlah denganku--" terdengar suara seorang laki-laki. "ijinkan aku menolongmu," katanya lagi.
Quin hanya terdiam tanpa bisa melihat siapakah orang yang berniat menolongnya tersebut. Semua gelap. Quin masih tidak dapat melihat apa pun.
"Tinggallah bersamaku, aku hidup seorang diri, terasing dari bangsa Sino," Noru kemudian kembali memainkan biolanya. Quin hanya terdiam, gadis itu masih belum sanggup banyak bicara. Tapi ia bersyukur, setidaknya ada seseorang yang telah menolongnya.
''T--terimakasih," cuma sepatah kata itu yang sanggup Quin ucapkan dengan terbata.
"Siapa namamu? Aku Noru, bangsa Guini. Aku tinggal seorang diri di hutan belantara ini."
"Aku tidak ingat siapa namaku dan darimana diriku berasal."
Sesaat Noru memerhatikan Quin, ia melihat ada kejanggalan pada gadis itu. Pandangan Quin terlihat hanya menuju ke satu arah.