Dari Bandara, Poetry langsung dijadwalkan meeting-dengan beberapa orang penting dari BINJI-untuk melaporkan secara langsung, apa yang terjadi di Negeri Rasion.
Sesampainya di Gedung BINJI
Mobil yang ditumpangi Poetry dan Leon, memasuki halaman gedung Badan Intelijen Negeri Imaji (BINJI). Mereka langsung bergegas memasuki gedung, yang menjulang tinggi tersebut. Kehadiran Leon dan Poetry, sudah ditunggu oleh para pejabat BINJI.
Tanpa berlama-lama, Leon langsung membuka rapat kilat sore itu.
"Selamat sore, kepada semua yang hadir. Saya persilahkan kepada Saudari Poetry, untuk melaporkan apa yang terjadi selama berada di Negeri Rasion..." Leon membuka pembicaraan dalam rapat, lalu memberi isyarat kepada Poetry, untuk langsung memberi laporan singkat.
Poetry pun mulai melaporkan, apa yang dialaminya, selama berada di Negeri Rasion,
"Kapten Hodi, dia adalah Gubernur kota Knox di Negeri Rasion. Sekaligus orang yang sangat dekat dengan Perdana Menteri Sir Dido Dadu."
"I see..." Leon menanggapi.
"Seperti yang kita semua ketahui, Sir Dido Dadu adalah mutan. Yang berhasil memenangkan pemilu Negeri Rasion, dan menjadi penguasa tertinggi, di sana," lanjut Poetry.
"Apakah Anda mendapatkan titik terang, di mana keberadaan warga negara kita yang hilang?"
"Saya curiga-para wisatawan itu-disekap dalam kastil milik Kapten Hodi. Karena di dalam ruang bawah tanah, terdapat laboratorium, yang digunakan untuk mencuci otak para tawanan."