Mohon tunggu...
Coretan Embun
Coretan Embun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Random

Bragging Rights @ coretanembun2011.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri yang Aneh [Chapter 2]

27 Desember 2022   00:05 Diperbarui: 22 Januari 2023   17:54 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapten Hodi menyeka keringat yang mengalir pada keningnya. 

"Boris ... mana berkas data yang kemarin sudah kukerjakan?" Kapten Hodi berteriak sepagi ini.

"Aa--ada di meja, Kapten." Jawab yang ditanya tergagap. Boris adalah salah satu orang kepercayaan Kapten Hodi. Dengan bersungut- sungut Boris mencari lembaran-lembaran kertas yang diminta Kapten. Kemudian diserahkannya lembaran kertas itu dengan tergesa.

"Okay, terimakasih. By the way ... tugasmu sekarang mencari bidadariku."

"Eumm ... bidadari apa, Kapten?"

"Freiyaa ... bidadari, mixhuman. Freiya istriku!" Kapten menggertak sampai giginya bergemerutuk saking kesal.

" Oh ... I see, Ms. Freiya, Kapten?"

" Yaa ... siapa lagi kalau bukan Freiya, bidadari kesayanganku. Apa kau tidak tahu dia menghilang?" Kapten melotot dan membuat Boris ngeri memandangnya.

Boris terdiam. Mematung sesaat sambil berpikir, di mana dia harus mencari Freiya. 'mixhuman' itu kan bersayap, mungkin sudah terbang entah ke mana.

Boris adalah makhluk hasil persilangan antara manusia dengan cerpelai. Mereka termasuk bangsa ras manpel, berwujud manusia dan berkepala hewan.

Jadi wajar kalo Boris sedikit lemot, karena memang cerpelai bukan termasuk hewan yang cerdas, tidak seperti anjing atau kucing. 

Di negeri ini, perkawinan campur antar manusia dan binatang sangat dianjurkan. Untuk menekan populasi manusia asli. Hal ini juga agar gen yang dihasilkan dari perkawinan campur tersebut menjadi tidak sempurna.

Negeri ini yang diperintah oleh seorang mutan--Sir Dido Dadu--memang berniat untuk memusnahkan manusia secara perlahan.

Semenjak Freiya hilang, semua urusan menjadi kacau. Apa pun yang dikerjakan Kapten selalu tidak sinkron. Akibatnya bisa membuat Kapten marah dan merasa tidak bahagia. Karena hanya Freiya semata, kebahagiaan Kapten Hodi yang sesungguhnya.

"Boris--sebelum kamu mencari istriku, tolong ambilkan kotak musik milik Freiya. Mungkin dengan mendengarkan lagu, istriku akan datang kembali ke pelukanku.

"Eumm ... kotak musik apa, Kapten?"

"Kotak musik yang berwarna kuning dengan gambar merah dan jingga."

"Inikah yang Anda maksud, Kapten?" Boris menunjukkan sebuah kotak berwarna abu-abu kepada Kapten.

Kapten lalu melihat apa yg dipegang Boris. Kemudian menggaruk-garuk kepalanya. Dia tampaknya bingung sendiri. Kapten ragu, apakah barang itu kotak musik milik Freiya atau bukan.

"Hmm ... coba kulihat. Barang apa ini? Apakah ini berwarna kuning, merah dan jingga?"

"Saya juga tidak yakin, Kapten." Boris juga tidak tahu tentang kotak itu. Kapten dan Boris setali tiga uang, mereka berdua tidak bisa memgenali warna.

Pada kenyataannya, Kapten tidak dapat membedakan mana warna merah dan mana warna kuning. Apalagi warna jingga, yang merupakan perpaduan antara kedua warna--merah dan kuning--tersebut.
Hanya monokrom yang bisa ditangkap oleh pupil mata Kapten, hitam dan putih saja. Begitu pula dengan Boris.

Sejak lahir, Kapten tidak pernah belajar tentang warna. Freiya-lah yang mengenalkan Kapten tentang berbagai warna. Termasuk menceritakan tentang keindahan pelangi yang selalu hadir di Kahyang City, tempat kelahiran Freiya. 

Menjadi buta warna sangat normal terjadi pada warga di negeri ini. Mereka semua adalah makhluk yang hanya dapat melihat monokrom dan angka-angka. Semua tanpa warna, tanpa hiasan, dan tanpa keindahan. Mempelajari keindahan, lagu dan kreasi seni adalah sesuatu yang terlarang. Seseorang dapat dipenjarakan apabila mulai memuja keindahan dan mendengarkan musik.

Freiya, berasal dari ras mixhuman yang dinikahi Kapten Hodi. Mereka dipertemukan di suatu hutan belantara, saat Kapten Hodi sedang berburu burung gagak.

Burung gagak adalah hewan yang sedang populer di negeri ini. Bukan karena keindahan bulu dan warnanya. Tetapi karena burung gagak hanya mempunyai satu warna.
Hanya burung gagak dan burung tanpa warna lainnya, seperti elang dan burung hantu, dilestarikan di negeri ini. 

Nasib malang bagi burung yang berwarna indah, apalagi yang pandai berkicau dan bernyanyi. Maka tidak boleh dibiarkan hidup dalam hutan Negeri ini. Apabila terdeteksi keberadaannya akan segera di musnahkan oleh pihak yang berwajib.

Sejak kehadiran Freiya, Kapten mulai tidak menyukai semua hal yang bersifat monokrom. Baginya hitam putih lama-lama menjadi sangat membosankan. Sebaliknya Kapten mulai menyukai kesenian dan Freiya-lah yang mengenalkan Kapten tentang hal-hal baru--yang bagi Kapten Hodi--dapat membuat hatinya menjadi senang.

Tapi dalam hal ini, Kapten tidak bisa berterus terang kepada warga masyarakat, perihal jati diri istrinya. Karena dapat berakhir dengan hujatan terhadap Kapten. Sehingga hal ini yang membuat Freiya menjadi tidak bahagia, lalu memilih pergi. Karena Freiya tidak ingin hidupnya membosankan dan tidak menyenangkan.

Freiya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tidak ada ucapan perpisahan pun tidak ada tanda-tanda penyebab hilangnya istri Sang Kapten. Wanita itu memang termasuk ras yang tidak banyak bicara. Tetapi mempunyai kemampuan membaca pikiran orang lain. Termasuk dapat membaca pikiran Kapten dengan detil.

Dalam sejarah manusia, Freiya merupakan titisan bidadari, dari klan Poetry Nawangwulan yang berasal dari nenek moyang manusia. Sosok Freiya adalah hasil kawin campur-mixhuman-antara manusia dengan bidadari.

Dan jumlah ras mixhuman di Negeri ini tidaklah banyak. Karena sangat sulit bertemu bidadari untuk kemudian dinikahi. Tidak seperti pada jaman nenek moyang manusia, yang hanya dengan bermodalkan sebatang kayu dapat mencuri selendang para bidadari yang sedang mandi di sungai.

Boris, ras manpel tersebut masih kebingungan mencari Freiya. Tapi yang dilakukannya hanya mondar mandir ke sana ke mari. Setelah lelah kembali diam mematung. Tetap saja Boris tidak bisa membayangkan di mana Freiya berada.

'Atau apa mungkin Freiya kembali ke Kahyang City?' Tapi percuma saja, Boris toh tidak mengetahui di mana kota tersebut berada. Sampai akhirnya Boris kembali mendengar Kapten Hodi berteriak. Yang mana suaranya sanggup menggetarkan lampu-lampu kristal yang terdapat di dalam Kastil ini.

_____

Writen by. @coretan_embun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun