Mohon tunggu...
Coretan Embun
Coretan Embun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Random

Bragging Rights @ coretanembun2011.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri yang Aneh [Chapter 2]

27 Desember 2022   00:05 Diperbarui: 22 Januari 2023   17:54 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi wajar kalo Boris sedikit lemot, karena memang cerpelai bukan termasuk hewan yang cerdas, tidak seperti anjing atau kucing. 

Di negeri ini, perkawinan campur antar manusia dan binatang sangat dianjurkan. Untuk menekan populasi manusia asli. Hal ini juga agar gen yang dihasilkan dari perkawinan campur tersebut menjadi tidak sempurna.

Negeri ini yang diperintah oleh seorang mutan--Sir Dido Dadu--memang berniat untuk memusnahkan manusia secara perlahan.

Semenjak Freiya hilang, semua urusan menjadi kacau. Apa pun yang dikerjakan Kapten selalu tidak sinkron. Akibatnya bisa membuat Kapten marah dan merasa tidak bahagia. Karena hanya Freiya semata, kebahagiaan Kapten Hodi yang sesungguhnya.

"Boris--sebelum kamu mencari istriku, tolong ambilkan kotak musik milik Freiya. Mungkin dengan mendengarkan lagu, istriku akan datang kembali ke pelukanku.

"Eumm ... kotak musik apa, Kapten?"

"Kotak musik yang berwarna kuning dengan gambar merah dan jingga."

"Inikah yang Anda maksud, Kapten?" Boris menunjukkan sebuah kotak berwarna abu-abu kepada Kapten.

Kapten lalu melihat apa yg dipegang Boris. Kemudian menggaruk-garuk kepalanya. Dia tampaknya bingung sendiri. Kapten ragu, apakah barang itu kotak musik milik Freiya atau bukan.

"Hmm ... coba kulihat. Barang apa ini? Apakah ini berwarna kuning, merah dan jingga?"

"Saya juga tidak yakin, Kapten." Boris juga tidak tahu tentang kotak itu. Kapten dan Boris setali tiga uang, mereka berdua tidak bisa memgenali warna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun