Pada kenyataannya, Kapten tidak dapat membedakan mana warna merah dan mana warna kuning. Apalagi warna jingga, yang merupakan perpaduan antara kedua warna--merah dan kuning--tersebut.
Hanya monokrom yang bisa ditangkap oleh pupil mata Kapten, hitam dan putih saja. Begitu pula dengan Boris.
Sejak lahir, Kapten tidak pernah belajar tentang warna. Freiya-lah yang mengenalkan Kapten tentang berbagai warna. Termasuk menceritakan tentang keindahan pelangi yang selalu hadir di Kahyang City, tempat kelahiran Freiya.Â
Menjadi buta warna sangat normal terjadi pada warga di negeri ini. Mereka semua adalah makhluk yang hanya dapat melihat monokrom dan angka-angka. Semua tanpa warna, tanpa hiasan, dan tanpa keindahan. Mempelajari keindahan, lagu dan kreasi seni adalah sesuatu yang terlarang. Seseorang dapat dipenjarakan apabila mulai memuja keindahan dan mendengarkan musik.
Freiya, berasal dari ras mixhuman yang dinikahi Kapten Hodi. Mereka dipertemukan di suatu hutan belantara, saat Kapten Hodi sedang berburu burung gagak.
Burung gagak adalah hewan yang sedang populer di negeri ini. Bukan karena keindahan bulu dan warnanya. Tetapi karena burung gagak hanya mempunyai satu warna.
Hanya burung gagak dan burung tanpa warna lainnya, seperti elang dan burung hantu, dilestarikan di negeri ini.Â
Nasib malang bagi burung yang berwarna indah, apalagi yang pandai berkicau dan bernyanyi. Maka tidak boleh dibiarkan hidup dalam hutan Negeri ini. Apabila terdeteksi keberadaannya akan segera di musnahkan oleh pihak yang berwajib.
Sejak kehadiran Freiya, Kapten mulai tidak menyukai semua hal yang bersifat monokrom. Baginya hitam putih lama-lama menjadi sangat membosankan. Sebaliknya Kapten mulai menyukai kesenian dan Freiya-lah yang mengenalkan Kapten tentang hal-hal baru--yang bagi Kapten Hodi--dapat membuat hatinya menjadi senang.
Tapi dalam hal ini, Kapten tidak bisa berterus terang kepada warga masyarakat, perihal jati diri istrinya. Karena dapat berakhir dengan hujatan terhadap Kapten. Sehingga hal ini yang membuat Freiya menjadi tidak bahagia, lalu memilih pergi. Karena Freiya tidak ingin hidupnya membosankan dan tidak menyenangkan.
Freiya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tidak ada ucapan perpisahan pun tidak ada tanda-tanda penyebab hilangnya istri Sang Kapten. Wanita itu memang termasuk ras yang tidak banyak bicara. Tetapi mempunyai kemampuan membaca pikiran orang lain. Termasuk dapat membaca pikiran Kapten dengan detil.
Dalam sejarah manusia, Freiya merupakan titisan bidadari, dari klan Poetry Nawangwulan yang berasal dari nenek moyang manusia. Sosok Freiya adalah hasil kawin campur-mixhuman-antara manusia dengan bidadari.
Dan jumlah ras mixhuman di Negeri ini tidaklah banyak. Karena sangat sulit bertemu bidadari untuk kemudian dinikahi. Tidak seperti pada jaman nenek moyang manusia, yang hanya dengan bermodalkan sebatang kayu dapat mencuri selendang para bidadari yang sedang mandi di sungai.