Sesampainya di ruang makan, ternyata Cyla sudah menunggu papa dan mamanya untuk makan malam. Mereka bertiga berbincang sejenak sambil menanti makanan yang akan dihidangkan. Kegelisahan Ayu tampaknya belum berakhir,
"Cyla, kalo kamu Mama tinggal pergi, jangan nakal ya-turuti apa kata Papa. Mama juga sudah menitipkan kamu ke Tante Angela."
"Ih-Mama mau pergi ke mana, Cyla ikutlah," kata Cyla dengan polosnya. Ayu hanya bisa tersenyum melihat anak semata wayangnya itu. Tetapi hatinya dipenuhi dengan kesedihan yang sangat mendalam.
"Mama besok kan mau ke Singapura, sayang-jadwal kemotherapi," Ayu berkata dengan mata berkaca-kaca.
"Mama jangan nangis, nanti setelah Kemo pasti sembuh," Cyla berkata begitu karena melihat kedua mata Ayu berkaca-kaca. Gadis itu lalu menghambur memeluk mamanya. Kemudian Cyla memejamkan kedua matanya sambil menempelkan kepalanya pada dada mamanya. Gadis itu tersenyum penuh kedamaian setelah mendengar detak jantung milik Ayu.
Baskoro hanya mematung melihat apa yang dilakukan Cyla saat menghibur Ayu. Hatinya hancur dan teriris membayangkan takdir istrinya yang sudah di depan mata. Laki-laki itu hanya berharap ada keajaiban yang bisa menyembuhkan penyakit Ayu, istrinya.
"Sudah-Cyla, mama mau istirahat. Kamu tidur ya sekarang," kata Baskoro.
"Pa-Cyla malam ini mau tidur sama Mama sebelum besok pergi ke Singapura-boleh?" Cyla berkata kepada papanya dengan wajah berbinar.
"Baiklah, malam ini kita tidur bertiga," Baskoro berkata sambil mengacak rambut anaknya itu, kemudian melihat ke arah istrinya. Ayu hanya tersenyum dan berusaha menyembunyikan kesedihan yang meluap-luap dalam dadanya.
________
Writen By. @coretan_embun