"Baru juga dua hari yang lalu ketemu." Kata Angela sambil mencubit pipi Cyila.
"Aduh-sakit, Tante! Nanti Cyila aduin ke papa nih, biar Tante dipotong gajinya." Kata Cyila sambil tertawa nakal.
"Bilang saja, paling kalo tante dipecat kamu gak ada temen lagi deh. Emang enak?" Kata Angela sambil membukakan pintu mobil untuk Cyla.
Sepanjang perjalanan pulang, mereka berdua saling bercerita tentang banyak hal. Cyila seorang gadis remaja yang cerewetnya minta ampun dan banyak maunya. Tanpa terasa mereka telah sampai di rumah Baskoro. Rumah besar yang sepi. Pantas saja Cyila tidak pernah betah tinggal di rumah.
"Tante-jangan pergi dulu dong, Cyila gak ada temen nih." Kata gadis remaja itu sambil memonyongkan bibirnya dengan wajah merajuk manja.
"Sayang-aku ini sekretaris Papa kamu, bukan baby sitter. Masih banyak kerjaan di kantor Papa," Kata Angela mengejek anak gadis bos-nya itu.
"Yah, Tante-beneran pengen dipecat nih?" Kata Cyila kemudian lalu membalas dengan menjulurkan lidah.
"Siapa takut? Nanti kalo Tante dipecat dan jadi pengangguran, baru deh ngelamar kerjaan jadi baby sitter kamu." Angela berkata santai. Dan mereka pun kembali tertawa.
Setelah memasuki rumah besar yang megah itu, suasana hening dan dingin menyergap. Seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Tak lama kemudian, seorang asisten rumah tangga datang tergopoh menyambut kedatangan Angela dan Cyla. Kemudian mengambil tas sekolah anak majikannya untuk dibawa ke kamar Cyla.
Sambil berteriak-teriak ala penyanyi rocker, Cyla membuka kaus kaki dan sepatunya, kemudian dilemparkan dengan seenaknya ke sembarang tempat. Angela hanya bisa menggelengkan kepala menyaksikan kelakuan minus Cyla.
Karena kebisingan dalam ruangan yang semula sepi, membuat pintu kamar di sudut ruang keluarga itu terbuka. Seorang wanita ayu berumur sekitar 35 tahun keluar dari dalam kamar. Melihat kedekatan Cyila dan Angela, wanita itu lalu tersenyum. Ia kemudian memberi isyarat pada Angela untuk mendekat padanya. Angela kemudian menghampiri wanita itu.