Mohon tunggu...
Dewi Putri
Dewi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobby shopping,konten favorit tentang makanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Perkembangan Sosial dan Kognitif Anak

21 November 2024   11:57 Diperbarui: 21 November 2024   12:03 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan Sosial Anak

Perkembangan sosial anak meliputi kemampuan berinteraksi dengan orang lain, memahami emosi, dan membangun hubungan. Berikut adalah tahapan-tahapan penting dalam perkembangan sosial anak:

1.Usia 0--2 Tahun (Infansia):

*Bayi mulai membangun ikatan emosional dengan pengasuh (attachment).

*Mulai mengenali wajah dan merespons senyum.

*Memahami emosi dasar seperti senang, takut, atau marah.

2.Usia 2--6 Tahun (Anak Usia Dini):

*Mulai bermain paralel (bermain sendiri di dekat anak lain) lalu berkembang menjadi bermain kooperatif.

*Belajar berbagi, bergiliran, dan mengikuti aturan sederhana.

*Mengembangkan empati dasar.

3.Usia 7--12 Tahun (Masa Sekolah):

*Hubungan sosial menjadi lebih kompleks; teman sebaya menjadi penting.

*Anak mulai memahami norma sosial dan bekerja dalam kelompok.

*Belajar mengelola konflik dan bekerja sama.

4.Remaja (13--18 Tahun):

*Identitas diri dan peran sosial menjadi fokus utama.

*Hubungan dengan teman sebaya menjadi lebih mendalam.

*Meningkatkan kemampuan berempati dan berpikir kritis tentang dinamika sosial.

 Perkembangan Kognitif Anak

Perkembangan kognitif mengacu pada kemampuan berpikir, belajar, memecahkan masalah, dan memahami dunia. Teori Piaget membagi perkembangan ini ke dalam empat tahap:

1.Tahap Sensorimotor (0--2 Tahun):

*Anak belajar melalui eksplorasi langsung menggunakan pancaindera dan gerakan.

*Konsep object permanence (objek tetap ada meskipun tidak terlihat) mulai berkembang.

2.Tahap Praoperasional (2--7 Tahun):

*Anak mulai menggunakan simbol seperti kata-kata dan gambar untuk mewakili objek.

*Pemikiran masih egosentris; sulit memahami sudut pandang orang lain.

*Mulai berkembang imajinasi dan permainan simbolik.

3.Tahap Operasional Konkret (7--12 Tahun):

*Anak mampu berpikir logis tetapi masih terkait dengan objek konkret.

*Mengembangkan kemampuan untuk memahami konsep konservasi, sebab-akibat, dan pengelompokan.

4.Tahap Operasional Formal (12 Tahun ke Atas):

*Anak mampu berpikir abstrak dan membuat hipotesis.

*Dapat memahami konsep kompleks seperti moralitas dan ideologi.

*Mulai berpikir strategis dan memecahkan masalah secara sistematis.

Peran Orang Tua dan Guru

Untuk mendukung perkembangan sosial dan kognitif anak, orang tua dan guru dapat melakukan beberapa hal berikut:

Mendukung Perkembangan Sosial:

*Dorong interaksi dengan teman sebaya.

*Ajarkan anak cara mengelola konflik dengan tenang.

*Beri contoh sikap empati dan toleransi.

Mendukung Perkembangan Kognitif:

*Libatkan anak dalam kegiatan yang memacu kreativitas, seperti seni dan permainan edukatif.

*Sediakan kesempatan untuk eksplorasi dan pembelajaran mandiri.

*Bantu mereka mengembangkan cara berpikir logis melalui tanya jawab dan diskusi.

Mengidentifikasi masalah perkembangan kognitif pada anak memerlukan pengamatan yang cermat terhadap perilaku, kemampuan belajar, dan cara mereka berinteraksi dengan dunia sekitar. Berikut adalah langkah-langkah untuk mengidentifikasinya:

1. Memahami Tanda-Tanda Masalah Perkembangan Kognitif

Berikut adalah beberapa tanda yang mungkin menunjukkan adanya masalah kognitif pada anak:

Bayi (0--2 Tahun)

*Tidak merespons suara, cahaya, atau gerakan dengan cara yang sesuai usianya.

*Tidak mencapai tonggak perkembangan, seperti tidak merangkak, duduk, atau berjalan tepat waktu.

*Tidak menunjukkan eksplorasi terhadap lingkungan (misalnya, tidak mencoba meraih objek).

Anak Usia Dini (2--6 Tahun)

*Kesulitan mengenali bentuk, warna, atau nama objek.

*Lambat dalam berbicara atau memiliki kosa kata yang terbatas dibandingkan anak seusianya.

*Sulit mengikuti arahan sederhana.

*Bermain dengan cara yang berulang tanpa variasi atau kreativitas.

Anak Sekolah (7--12 Tahun)

*Sulit mempelajari angka, huruf, atau konsep dasar seperti waktu dan ruang.

*Tidak mampu menyelesaikan tugas yang melibatkan logika sederhana.

*Kesulitan mempertahankan perhatian pada aktivitas belajar.

*Tidak memahami instruksi yang memerlukan pemikiran langkah demi langkah.

Remaja (13--18 Tahun)

*Kesulitan berpikir abstrak atau memahami konsep kompleks.

*Sulit membuat rencana atau memecahkan masalah.

*Tidak menunjukkan peningkatan dalam kemampuan belajar, meskipun telah menerima dukungan tambahan.

2. Pengamatan dalam Aktivitas Sehari-Hari

*Perhatikan apakah anak mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan usianya, seperti bermain dengan teman, membaca, menulis, atau berhitung.

*Amati cara anak merespons pertanyaan atau situasi baru.

3. Gunakan Alat atau Tes Screening

Checklist Perkembangan Anak (ASQ-3): Untuk memantau apakah anak mencapai milestone perkembangan.

*Tes Kognitif Formal: Seperti WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak usia sekolah.

4. Konsultasi dengan Profesional

Jika adanya masalah, penting untuk berkonsultasi dengan:

*Dokter Anak atau Spesialis Tumbuh Kembang: Untuk evaluasi perkembangan fisik dan kognitif.

*Psikolog Anak: Untuk melakukan asesmen kognitif dan memberikan intervensi yang sesuai.

*Guru atau Pengajar: Untuk mendapatkan umpan balik mengenai kemampuan anak di lingkungan sekolah.

5. Identifikasi Penyebab yang Mungkin

Gangguan Medis: Seperti ADHD, disleksia, atau autisme.

*Kurangnya Stimulasi: Anak yang tidak mendapat cukup interaksi atau bermain edukatif mungkin menunjukkan keterlambatan.

*Faktor Lingkungan: Stres di rumah atau sekolah dapat memengaruhi kemampuan belajar.

6. Langkah Tindak Lanjut

*Intervensi Dini: Semakin cepat masalah dikenali, semakin besar peluang anak untuk berkembang lebih baik melalui terapi.

*Rencana Individual: Buat strategi belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.

*Stimulasi Rutin: Libatkan anak dalam permainan edukatif, membaca buku, dan diskusi ringan untuk memacu perkembangan mereka.

Identifikasi dini dan dukungan yang tepat akan membantu anak mengatasi tantangan perkembangan kognitifnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun