Kelima, bentuk hubungan perpustakaan dengan para pelanggan seperti passive user membuat petunjuk lokasi agar pengunjung perpustakaan menemukan apa yang dibutuhkan.Â
Keenam, bentuk hubungan perpustakaan dengan konsumen seperti active user memberikan souvenir atau hadiah kepada pengunjung perpustakaan yang aktif meminjam koleksi perpustakaan. ketujuh, bentuk hubungan perpustakaan dengan bidang pendidikan, Pepustakaan dapat berkerjasama dengan sekolah, perpustakaan dapat membuat paket pendidikan pemakai dalam bentuk audio visual. Kedelapan, bentuk hubungan perpustakaan dengan umum perpustakaan menyelenggarakan lomba berkaitan dengan dunia perpustakaan yang ditujukan pada masyarakat umum.Â
Kegiatan humas akan selalu berkaitan dengan komunikasi. Kegiatan komunikasi akan ditujukan baik pada publik eksternal maupun internalnya. Agar pesan tersampaikan secara efektif dan berdampak pada sasaran publiknya maka perlu pemahaman teori komunikasi.Â
Salah satunya ialah Teori Bauran Komunikasi Harold Lasswell teori tersebut terdiri dari who untuk siapa sebagai penulis fakta, say what yaitu pesan atau informasi yang dianggap perlu disampaikan. In whach channel yaitu sasaran pada media yang digunakan humas untuk menyampaikan informasi dengan media internal dan media eksternal.Â
To whom yaitu informasi ditujukan kepada Publik Internal dan Publik Eksternal. With what effect sendiri akan memberikan efek yaitu efek kognisi yaitu sekedar untuk menyampaikan pesan, efek afeksi untuk membuat efek pada sisi emosi dan efek konasi agar terdorong mengikuti pesan yang telah disampaikan (Sopian, 2016).Â
Teori bauran komunikasi bisa diterapkan pada publik internal dan publik eksternal. Misalnya pada publik Internal, Pejabat Humas (who) meyampaikan pesan atau informasi mengenai kesempatan untuk mengikuti pelatihan, program pendidikan, seminar yang berkaitan dengan kepustakawanan (say what), informasi tersebut disampaikan melalui surat, papan pengumuman atau grup sosial media (in what channel). Yang ditujukan pada pustakawan, (to whom) dengan berdampak pada publik internal akan mengikuti acara/kegiatan yang telah disampaikan (With what effect) sehingga pustakawan akan memiliki pengalaman dan keterampilan yang lebih baik.Â
Sedangkan pada publik eksternal pejabat humas (who) akan menyampaika informasi mengenai kegiatan lomba yang diadakan perpustakaan (say what). Informasi tersebut disampaikan melalui media sosial, televisi (in what channel) yang ditujukan pada masyarakat umum (to whom), pesan atau informasi yang telah disampaikan akan memberikan pengaruh pada masyarakat umum untuk mengikuti lomba (With what effect), sehingga dengan keikutseraan masyarakat pada lomba perpustakaan diharapkan mampu meningkatkan citra positif perpustakaan.Â
Humas menjalankan kegitan komunikasi untuk menciptakaan citra yang positif pada organisasinya. Rosady Ruslan (2005) membagi peran Humas menjadi dua arah yaitu pertama, Building Corporate identity dan Image (membangun identitas dan citra perusahaan), kedua Facing crisis ( untuk menghadapi krisis untuk memperbaiki image).Â
Komunikasi yang dijalankan oleh humas merupakan komunikasi yang bersifat timbal balik (two way communications) sebab tujuan dari humas adalah menciptakan dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik-publik yang berkepentingan. (Yulianita, 2005 dalam Putra, 2015).Â
Penerapan Facing crisis dan Corporate identity dan Image bergantung pada suatu kondisi, apabila kondisi tenang maka komunakasi dua arah pada publik internal dan eksternal yaitu dengan Building Corporate identity dan Image, tetapi apabila kondisi keadaan terdapat masalah maka komunikasi dua arah tersebut dengan Facing crisis.Â
Perpustakaan akan menerapkan Facing crisis bila terdapat masalah seperti sepinya pengunjung, dan menerapkan Building Corporate identity dan Image yaitu dalam kondisi tenang misalnya dengan memberikan hadiah pada pengunjung perpustakaan.Â