PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. PAUD memiliki peran penting dalam membentuk dasar perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak yang akan mempengaruhi kehidupan mereka di masa depan. Oleh karena itu, PAUD harus diselenggarakan dengan standar kualitas yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Salah satu aspek penting dalam PAUD adalah kurikulum yang digunakan oleh lembaga penyelenggara PAUD. Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang mencakup tujuan, isi, proses, dan penilaian pembelajaran yang disusun secara sistematis dan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan. Kurikulum PAUD harus memperhatikan hakikat anak sebagai individu yang unik, aktif, kreatif, dan berpotensi. Kurikulum PAUD juga harus mengakomodasi keanekaragaman latar belakang budaya, sosial, ekonomi, agama, dan geografis anak dan keluarganya (Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini). Dalam Indonesia terdapat banyak kurikulum yang digunakan sebagai pondasi pendidikan mereka,dan masing masing kurikulum memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing, dalam hal ini kita menggunakan salah satu dari kurikulum tersebut yaitu kurikulum holistic.[1]  Kurikulum holistik nerupakan kurikulum berbasis karakter yang mendorong anak  didik menemukan potensi diri, jati diri, kemampuan yang dimiliki sampai pada akhirnya membentuk kepribadian peserta didik sebagaimana yang allah  kehendaki.[1] Dengan menekankan kekuatan dan minat individu seorang anak, pendekatan ini membantu  mereka menjadi orang dewasa yang utuh yang diresapi dengan kesadaran diri yang mendalam. Melalui kurikulum  holistik ini mampu memberikan kesadaran pada anak terkait status dirinya yang akan selalu membutuhkan orang lain. Setelah adanya pembinaan keadaan  anak, Lembaga PAUD mengintegrasikan pembelajaran di PAUD dengan kehidupan sehari-hari. Menurut (Nadlifah, 2017), pembelajaran di PAUD harus dilaksanakan secara holistik integratif dikarenakan setiap kegiatan akan berhubungan dengan  tumbuh kembang anak. Hal ini sesuai fakta di lapangan bahwa setiap aspek perkembangan anak pun tidak dapat distimulasikan  secara terpisah dan berjalan beriringan karena pada satu kegiatan pasti akan terdapat stimulasi beberapa hal lain di dalamnya Jadi, mengapa kurikulum holistik dalam pendidikan, terutama dalam pendidikan dan pengasuhan anak usia dini, begitu penting? Pengembangan holistik sangat penting bagi perkembangan anak secara keseluruhan karena Pendekatan ini mencakup perkembangan anak secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan pertumbuhan kognitif, fisik, emosional, sosial, dan bahasa mereka. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa pentingnya kurikulum holistic dalam perkembangan anak usia dini.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus Literature Riview. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan Literature review  adalah uraian yang berisi teori, konsep, temuan, dan hasil pengumpulan data penelitian, karya ilmiah dan berbagai sumber yang akan dijadikan sebagai objek penelitian untuk menyelesaikan masalah. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang benar untuk diteliti secara mendalam. Literatur review digunakan sebagai acuan atau landasan dalam penelitian dan penulisan pembahasan. Langkah-langkah utama dalam literature riview adalah: Mengidentifikasi pertanyaan penelitian, Mengembangkan perencanaan dan struktur penelitian literature riview.Tahapan melakukan literature riview secara umum terdiri dari 3 bagian besar, yaitu: Planning, Conducting, Reporting. Beberapa cara untuk melakukan review literatur adalah: Cara kesamaannya (compare), Cari ketidaksamaannya (contrast), Berikan pandangan (criticize), Banandingkan (synthesize), Ringkasan (summarize). Literature review seringkali dikaitkan dengan mahasiswa atau dosen karena sering diberi tugas untuk melakukan literature review dalam konteks penelitian atau pembuatan karya ilmiah.
HASIL PEMBAHASAN
Kurikulum Holistik  mengandung aspek fisik, spiritual, intelektual, socialemosional. Tujuan dari kurikulum holistic  sendiri membantu dalam mengembangkan potensi setiap individu di dalam suasana pembelajaran agar lebih menyenangkan serta menggairahkan, demokratis dan lebih humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat menjadi dirinya sendiri. Lebih spesifiknya lagi bahwa kurikulum Holistik  ini mempengaruhi perkembangan kepribadian peserta didik. Kurikulum ini menyajikan Pendidikan yang berpusat pada pengembangan potensi diri setiap peserta didik. Kurikulum ini diterapkan oleh Pusat Pengembangan Anak (PPA) di seluruh dunia,Proses pembelajaran dalam Pusat Pengembangan Anak dirancang dengan baik demi tercapainya tujuan dari pendidikan tersebut dengan menggunakan kurikulum Holistik.[1]
Â
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan penulis menemukan hal yang harus diperhatikan pada kurikulum holistic dalam perkembangan anak usia dini :
1. KonsepÂ
Kurikulum PAUD yang holistik dan adalah kurikulum yang memang digunakan  untuk memberikan pendekatan pendidikan yang menyeluruh, yang mencakup semua aspek perkembangan anak. Pendekatan ini menggabungkan pengembangan fisik, kognitif, sosial, emosional, bahasa, serta aspek moral dan spiritual dalam satu kerangka kurikulum yang saling terkait dan mendukung satu sama lain.
Pendekatan holistik memastikan bahwa setiap aspek perkembangan anak diperhatikan secara seimbang, sehingga tidak ada satu aspek pun yang diabaikan. Sementara itu, pendekatan integratif menghubungkan berbagai bidang pembelajaran dan pengalaman anak sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.[1]
Â
2. Â Tujuan spesifik dari kurikulum ini meliputi:
Â
a. Berbicara tentang potensi anak secara menyeluruh : membaca anak mendapatkan stimulasi di berbagai bidang perkembangan, termasuk fisik, kognitif, sosial, emosional, dan moral.
Â
b. Membentuk anak yang sehat secara mental dan fisik : Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan anak yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga sehat secara emosional dan fisik.
Â
c. Mempersiapkan anak menghadapi pendidikan formal : Melalui pembelajaran yang relevan dan bermakna, kurikulum ini membantu anak mempersiapkan diri untuk tahap pendidikan selanjutnya.
Â
d. Mengajarkan nilai-nilai positif : Mendidik anak tentang nilai-nilai moral dan etika yang penting bagi kehidupan sosial mereka.
Â
3. Karakteristik kurikulum holistic
- Berbasis karakter                                                                                                            Kurikulum holistik mendorong peserta didik untuk menemukan potensi diri, jati diri, dan kemampuan yang dimiliki.
- Menekankan nilai-nilai
Kurikulum holistik menekankan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat.
- Mengintegrasikan berbagai aspek perkembangan
Kurikulum holistik mengintegrasikan berbagai aspek perkembangan, seperti kognitif, motorik, sosial-emosional, bahasa, dan komunikasi.
- Pembelajaran eksperiensial
Pembelajaran holistik melibatkan pengalaman saat menyerap informasi atau diperkenalkan pada konsep baru.
- Melibatkan semua aspek pribadi siswa  :Dalam pembelajaran holistik, siswa akan belajar lebih efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh dan jiwa) dilibatkan.
Terbuka terhadap perbedaan dan ide baru :Kurikulum holistik mendorong siswa untuk menghormati pendapat, nilai, dan tradisi yang berbeda. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Istilah holistik berarti sesuatu yang dipandang secara utuh sebagai satu kesatuan, lebih daripada sekadar kumpulan bagian saja. Â Â
4. Strategi implementasi kurikulum paud yang holistic
- berkolaborasi antara orangtua dan guru
- menyediakan sumber daya pendidikan yang laya
- pelatihan terhadap guru
Penyusunan kurikulum yang baik tidaklah cukup tanpa pelaksanaan yang maksimal. Ketika kurikulum holistik sudah disusun dibutuhkan komitmen yang besar untuk melaksanakan hal-hal yang telah disusun tersebut. Keseimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan merupakan hal yang sama pentingnya dalam mewujudkan goal yang ingin dicapai. Ketika penyusunan kurikulum kurikulum telah dilakukan, hal tersebut masih setengah dari perjalanan perjuangan pembentukan kepribadian anak. Dibutuhkan pelaksanaan yang sesuai dengan apa yang telah disusun. Strategi yang tepat dibutuhkan dalam pelaksanaan kurikulum holistik ini. Para pembimbing dan membimbing  juga merupakan orang kunci yang memegang peran yang penting dalam keberhasilan implementasi kurikulum holistik.
 Sebuah kurikulum yang baik perlu diimbangi dengan sumber daya manusia yang unggul juga untuk mampu mengimplementasikan kurikulum yang baik tersebut. Membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter, yaitu mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan intelektual siswa secara optimal. Selain itu untuk membentuk manusia yang lifelong learners (pembelajar sejati)
Rahmiatkin menjelaskan dengan menerapkan beberapa strategi, seperti: Pertama, Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi murid karena seluruh dimensi manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang konkrit, bermakna, serta relevan dalam konteks kehidupannya (student active learning, contextual learning, inquirybased learning, integrated learning). Kedua, Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (conducive learning community) sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat. Ketiga, Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan dengan melibatkan aspek knowing the good, oving the good, and acting the good. Keempat, Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing anak, yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan juga 9 aspek kecerdasan manusia. Kelima, Seluruh pendekatan di atas menerapkan prinsip-prinsip Developmentally Appropriate Practices.Â
Kesadaran bahwa setiap anak adalah cerdas perlu untuk ditanamkan pada masing masing guru sebagai pelaksana kurikulum yang diterapkan.  Dalam pemilihan metode belajar para guru  perlu untuk memotivasi anak menjadi orang-orang yang aktif dan
terlibat dalam interaksi belajar mengajar dengan baik. Mereka bukan hanya duduk untuk mendengar saja, melainkan bisa terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukan dan dalam semua program yang diselenggarakan. Anak juga memerlukan rasa nyaman berada di kelas mereka, tidak merasa terancam dan dapat menggali potensi diri yang mereka miliki. Ketika para guru memberikan materi ajar, seharusnya tetap menyisipkan pendidikan karakter secara nyata, dimana dari setiap materi ajar, ada karakter khusus yang ingin ditanamkan kepada anak misalnya menjadi anak yang jujur, taat, anak yang bertanggung jawab dan berbagai karakter lainnya yang sesuai materi ajar.
 Keunikan setiap anak juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh para tutor dan mentor. Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing dan tentunya menonjol dalam bidang yang berbeda-beda. Sebagai pendidik tentunya tidak boleh memaksakan atau menuntut anak-anak memiliki kemampuan yang sama untuk setiap bidang. Sebab anak memiliki kecerdasan yang majemuk, dan itulah yang perlu untuk dieksplor yakni di bidang apa si anak ini memiliki keunggulan dan potensi yang besar untuk dikembangkan.
Para guru memiliki tanggung jawab memberikan pendampingan secara khusus pada anak, bukan hanya memberikan materi ajar, melainkan mendampingi mereka sebagai seorang guru untuk pembentukan kepribadian anak-anak yang menjadi tanggung jawab mereka. Biasanya guru diklasifikasi untuk usia anak misalnya anak usia 3-6 tahun, anak usia 6-9 tahun, anak usia 9-12 tahun, anak didik usia 12-15 tahun dan anak usia 15-18 tahun. guru ini memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan masing-masing anak.
Strategi pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam berjalanya proses pembelajaran dengan baik. Jika metode yang digunakan sesuai dengan bahan yang disampaikan maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan demikian sebaliknya. Bukan hanya itu pelaksanaan pembelajaran juga harus diperhatikan melalui lingkungan yang nyaman bukan hanya materi pembelajaran yang menarik tetapi juga ditunjang dengan suasana.[1]Â
5. Tantangan dan implementasi kurikulum paud yang holistic:
- Guru harus menginvestasikan waktu, energi, dan sumber daya yang cukup untuk mempelajari dan menerapkan kurikulum holistic. Guru juga harus menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dinamis dan fleksibel.
- Â Guru harus mengatasi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam proses kolaborasi dengan anak, guru lain, keluarga, dan masyarakat. Guru juga harus mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada dalam pandangan, sikap, nilai, dan budaya yang terlibat dalam proses pembelajaran.
- Guru harus menghadapi tantangantantangan eksternal yang berkaitan dengan kurangnya pemahaman dukungan, atau pengakuan dari pihakpihak lain terhadap kurikulum holistic . Guru juga harus menghadapi tantangan-tantangan internal yang berkaitan dengan kurangnya motivasi, kompetensi, atau kepercayaan diri dari diri sendiri atau rekan-rekan kerja.
6. Solusi untuk mengatasi tantangan
- Mengikuti pelatihan-pelatihan atau workshop-workshop tentang kurikulum holistic  yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan atau organisasi-organisasi profesional.
- Membaca buku-buku atau jurnal-jurnal tentang kurikulum holistic atau pendidikan anak usia dini secara umum.
-  Mengunjungi lembaga-lembaga PAUD lain yang menerapkan kurikulum holistic  atau pendekatan pendidikan lain yang sejenis.
- Berdiskusi atau berbagi pengalaman dengan guru-guru lain yang menerapkan kurikulum holistic  atau pendekatan pendidikan lain yang sejenis. Melakukan refleksi bersama dengan anak, guru lain, keluarga, dan masyarakat tentang proses dan hasil pembelajaran.[1]                                                                                                                     Dari itu semua membuktikan bahwa pentingnya kurikulum holistic untuk perkembangan anak Pengembangan holistik sangat penting selama tahun-tahun awal masa kanak-kanak karena menyediakan landasan yang kuat bagi pembelajaran dan kesejahteraan anak seumur hidup.  Dengan memelihara semua aspek perkembangan anak, para pendidik dapat membantu mereka: mencapai potensi penuh mereka. mengembangkan rasa percaya diri yang positif.,berikut beberapa manfaat kurikulum holistik untuk perkembangan anak usia dini:
- Mendorong eksplorasi kemampuan intelektual, sosio-emosional, dan lain-lain
- Membantu anak menjadi dirinya sendiri, memperoleh kebebasan psikologis, dan mengambil keputusan yang baik.Â
- Membantu anak mengembangkan karakter dan emosionalnya
- Membantu anak memahami bagaimana berbagai hal saling berhubungan
Membantu anak meningkatkan pemikiran kritis, berpikir analitis, dan memecahkan masalah secara kreatif.
Membantu anak mengembangkan keterampilan nonteknis seperti kerja sama tim, kepemimpinan, dan komunikasi.
KESIMPULAN
Dari kesimpulan diatas bahwa kurikulim holistic sangat baik untuk diterapkan di pendidikan anak usia dini,karena kurikulum holistic sudah ,mencangkup beberapa hal untuk perkembangan anak usia dini. Kurikulum Holistik  memiliki keunggulan dalam bidang intelektual, sosio-emosional, spiritual, fisik dan menolong peserta didik mengembangkan diri sesuai bakat atau minat mereka. Kedua, Kurikulum Holistik  tidaklah terlalu berat untuk diterapkan, hanya saja dibutuhkan kesungguhan dari setiap guru untuk mengimplementasikan kurikulum ini dengan baik. Pelaksanaan kurikulum holistic  dilakukan secara sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan untuk mendukung perkembangan pertumbuhan dan kesehatan yang optimal. Melalui holistik dan integratif diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan pada Lembaga PAUD agar mampu memberikan pembelajaran yang menstimulasi tumbuh dan kembangnya anak usia dini.
Dan beberapa hal yang harus diperhatikan dala penerapan kurikulum holistic unruk perkembangan anak ialah yang pertama konsep,kedua tujuan spesifik dari kurikulum,ketiga karakteristik kurikulum,keempat strategi karakteristik kurikulum,kelima tantangan dan implementasi kurikulum,keenam solusi untuk mengatasi kurikulum. Jadi hal tersebut harus dilakukan dan diperhatikan agar penerapan kurikulum tersebut berjalan dengan sesuai rencana.
         Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H