Masjid Keraton Surakarta
"Loh! Kok jauh-jauh ingin shalat tarawih di Kota Solo?" tanya temanku di komunitas kajian Khairunnisa. "He3 ... Kan selain Bandung dan Cirebon, Solo adalah kota tujuan mudik juga," jawabku sambil tersenyum.
Aku tentu saja senang bisa shalat tarawih dan itikaf di Masjid Keraton Surakarta yang memiliki warna khas biru cerah pada kolom-kolomnya. Serupa dengan warna yang ada di Keraton Surakarta. Masjid ini sudah berumur ratusan tahun dan masih terawat dengan baik. Kebetulan keluarga besar suami adalah keturunan dari Eyang Tafsir Anom V. Kampung Kauman dekat masjid adalah kawasan di mana banyak kerabat tinggal di sana. Ada Mushola Putri yang dulu digunakan oleh Bani Tafsir Anom V untuk melaksanakan acara silaturahim selepas Hari Raya Idulfitri.
Baca artikel terkait di sini: Kangen Blusukan di Kota Solo
Masjid Sheikh Zayed Solo
Sudah dua kali aku mengunjungi Masjid Sheikh Zayed Solo. Pertama kali saat baru saja diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia dan Presiden Uni Emirat Arab. Masjid dengan desain replika dari Masjid Sheikh Zayed di Abu Dabhi UEA. Â Nuansa putih bersih dari dinding, kolom, kubah, dan lantai masjid memberikan kesan indah dan megah.Â
Interior diberi nuansa warna emas yang elegan. Karpet empuk dan wangi serta udara sejuk membuat jamaah betah berlama-lama berada di dalam ruang shalat. Teteh juga sudah berkunjung ke masjid ini untuk melaksanakan shalat maghrib dan shalat isya. Suasananya ramai sekali karena waktu liburan sekolah. Banyak pengunjung dari luar kota yang sengaja ingin menikmati keindahan dan kemegahan masjid yang sekarang menjadi salah satu ikon Kota Solo.
Baca artikel terkait di sini: Kuliner Solo The Spirit of Java