Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip

Get My Target: Shalat Tarawih di 10 Masjid (Part 2), Cerita Ramadan

14 Maret 2024   07:47 Diperbarui: 14 Maret 2024   11:14 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suamiku berfoto di depan gerbang Masjid Keraton Kasepuhan Cirebon yang juga disebut sebagai Masjid Sang Cipta Rasa. Sumber gambar dokumen pribadi.

Kali ini aku mau melanjutkan cerita tentang targetku di bulan Ramadan 1445 H. Selain terus memompa semangat untuk tilawah Al-Qur'an minimal satu juz dan menaklukkan tantangan menulis di Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) setiap hari.

Tentu K-Ners sangat familiar dengan shalat sunnah yang khusus dilaksanakan pada bulan Ramadan. Ya ... Benar! Shalat tarawih. Nah ... Shalat ini paling bikin happy kalau dilaksanakan di masjid. Sebenarnya shalat sendiri di rumah juga tidak dilarang, boleh-boleh saja. Aku sih senang juga shalat tarawih di rumah sesekali. Namun, pada akhir pekan dan 10 hari terakhir di bulan Ramadan -sekalian itikaf ya shalat tarawihnya di masjid.

Aku ingin shalat tarawih di 10 masjid yaitu (1) Masjid Istiqlal, (2) Masjid Al-Azhar, (3) Masjid At-Tin, (4) Masjid Salman ITB, (5) Masjid Kubah Emas, (6) Masjid Keraton Kasepuhan, (7) Masjid At-Taqwa, (8) Masjid Keraton Surakarta, (9) Masjid Sheikh Zayed, (10) Masjid Al-Afiah. Pada artikel bagian pertama aku sudah tuliskan lima masjid yang jadi wish list. 

Baca artikel terkait di link berikut : Get My Target: Shalat Tarawih di 10 Masjid (Part 1), Cerita Ramadan

Masjid Keraton Kasepuhan Cirebon

Kota Cirebon memiliki kekayaan budaya yang sangat menarik untuk dipelajari. Perpaduan antara budaya tradisional, Timur Tengah, China, dan kolonial ada di kota yang dijuluki Kota Udang. Batu bata merah dipilih sebagai material utama untuk dinding dan gerbang, baik di keraton maupun masjid. Kayu jati utuh untuk kolom-kolom dan rangka atap dipilih karena kekuatannya. Beberapa ornamen piring dari keramik yang berasal dari China ada di dinding atau pagar. Sungguh unik desain bangunannya.

Masjid Sang Cipta Rasa atau Masjid Keraton Kasepuhan adalah bukti dan jejak sejarah yang masih bisa kita gunakan sebagai tempat shalat. Aku mengajak Teteh untuk menikmati suasana masa lampau yang ada di masjid ini. Masih ada kolam air dan gentong-gentong besar untuk berwudhu.

Baca artikel lengkapnya di link berikut: Jejak Budaya Kota Cirebon

Interior masjid dengan material utama kayu jati utuh pada kolom dan rangka atap. Dinding terbuat dari batu bata merah. Sumber gambar dokumen pribadi.
Interior masjid dengan material utama kayu jati utuh pada kolom dan rangka atap. Dinding terbuat dari batu bata merah. Sumber gambar dokumen pribadi.

Masjid At-Taqwa Cirebon

Selain Masjid Keraton Kasepuhan dan Masjid Merah Panjunan yang dibangun ratusan tahun lalu, ada masjid megah lainnya di Kota Cirebon yang juga nyaman untuk shalat tarawih dan itikaf. Aku senang mengajak Teteh mengunjungi Masjid At-Taqwa Kota Cirebon untuk shalat fardhu maupun shalat sunnah. Saat lebaran, kami sekeluarga juga sering  shalat Id di Alun-alun Kejaksan yang ada di depan masjid. Selain itu ruang terbuka yang didesain oleh Ridwan Kamil ketika menjadi Gubernur Jawa Barat ini digunakan juga untuk olahraga warga Kota Cirebon.

Baca artikel terkait di sini: Serunya Keliling Kota Tua Cirebon dengan Sepeda

 Masjid At-Taqwa Cirebon dengan latar indah Gunung Ciremai. Sumber gambar dokumen pribadi.
 Masjid At-Taqwa Cirebon dengan latar indah Gunung Ciremai. Sumber gambar dokumen pribadi.

Alun-alun Kejaksan digunakan untuk shalat Id dan olahraga menggunakan material utama batu bata merah. Sumber gambar dokumen pribadi.
Alun-alun Kejaksan digunakan untuk shalat Id dan olahraga menggunakan material utama batu bata merah. Sumber gambar dokumen pribadi.

Masjid Keraton Surakarta

"Loh! Kok jauh-jauh ingin shalat tarawih di Kota Solo?" tanya temanku di komunitas kajian Khairunnisa. "He3 ... Kan selain Bandung dan Cirebon, Solo adalah kota tujuan mudik juga," jawabku sambil tersenyum.

Aku tentu saja senang bisa shalat tarawih dan itikaf di Masjid Keraton Surakarta yang memiliki warna khas biru cerah pada kolom-kolomnya. Serupa dengan warna yang ada di Keraton Surakarta. Masjid ini sudah berumur ratusan tahun dan masih terawat dengan baik. Kebetulan keluarga besar suami adalah keturunan dari Eyang Tafsir Anom V. Kampung Kauman dekat masjid adalah kawasan di mana banyak kerabat tinggal di sana. Ada Mushola Putri yang dulu digunakan oleh Bani Tafsir Anom V untuk melaksanakan acara silaturahim selepas Hari Raya Idulfitri.

Baca artikel terkait di sini: Kangen Blusukan di Kota Solo

Masjid Keraton Surakarta dengan atap susun tiga yang dilapisi sirap. Sumber gambar dokumen pribadi.
Masjid Keraton Surakarta dengan atap susun tiga yang dilapisi sirap. Sumber gambar dokumen pribadi.

Gowes keliling Kota Solo dan sejenak berpose di depan gerbang Masjid Keraton Surakarta. Sumber gambar dokumen pribadi.
Gowes keliling Kota Solo dan sejenak berpose di depan gerbang Masjid Keraton Surakarta. Sumber gambar dokumen pribadi.

Masjid Sheikh Zayed Solo

Sudah dua kali aku mengunjungi Masjid Sheikh Zayed Solo. Pertama kali saat baru saja diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia dan Presiden Uni Emirat Arab. Masjid dengan desain replika dari Masjid Sheikh Zayed di Abu Dabhi UEA.  Nuansa putih bersih dari dinding, kolom, kubah, dan lantai masjid memberikan kesan indah dan megah. 

Interior diberi nuansa warna emas yang elegan. Karpet empuk dan wangi serta udara sejuk membuat jamaah betah berlama-lama berada di dalam ruang shalat. Teteh juga sudah berkunjung ke masjid ini untuk melaksanakan shalat maghrib dan shalat isya. Suasananya ramai sekali karena waktu liburan sekolah. Banyak pengunjung dari luar kota yang sengaja ingin menikmati keindahan dan kemegahan masjid yang sekarang menjadi salah satu ikon Kota Solo.

Baca artikel terkait di sini: Kuliner Solo The Spirit of Java

Aku berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed Solo sehari setelah peresmian. Sumber gambar dokumen pribadi.
Aku berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed Solo sehari setelah peresmian. Sumber gambar dokumen pribadi.

Bangunan masjid dengan nuansa putih dan desain ala Timur Tengah. Sumber gambar dokumen pribadi.
Bangunan masjid dengan nuansa putih dan desain ala Timur Tengah. Sumber gambar dokumen pribadi.

Masjid Al-Afiah Jakarta

Ini masjid yang berada di dekat RS. Polri Kramatjati Jakarta Timur. Bangunannya sederhana saja terdiri dari dua lantai. Waktu aku masih SD masih satu lantai dan lebih sederhana lagi. Tidak ada AC seperti sekarang di ruang utamanya. Ini adalah masjid yang menjadi kenangan masa kecilku dan masa kecil anak-anakku. 

Teringat dulu jika shalat tarawih selalu dinanti-nanti karena akan berjumpa teman sekolah tapi di luar jam belajar. Jaman kecil kalau tidak salah satu bulan penuh itu libur sekolah ketika bulan Ramadan. Pastinya kangen kan bermain bersama teman-teman. Jadilah shalat tarawih sebagai ajang untuk bisa bermain. Namun, ada tugas dari guru agama yaitu mencatat isi ceramah dan meminta tanda tangannya di buku yang nanti akan disetorkan saat masuk sekolah.

Lucu juga sih ada momen berdesakan ingin segera mendapat tanda tangan atau saat ngobrol berisik sampai dimarahi oleh jamaah dewasa. Selepas shalat tarawih masih dilanjutkan bermain di lapangan komplek. Walau sekedar berlarian dan gowes keliling komplek rasanya senang sekali. Anak kecil itu memang penuh rasa bahagia, belum banyak pikiran dan urusan seperti orang dewasa. 

Apa pengalaman unik masa kecil K-Ners ketika bulan Ramadan? Boleh share di kolom komentar ya ...

Masjid Al-Afiah juga digunakan oleh pengunjung RS. Polri Kramatjati Jakarta Timur. Sumber gambar dokumen pribadi.
Masjid Al-Afiah juga digunakan oleh pengunjung RS. Polri Kramatjati Jakarta Timur. Sumber gambar dokumen pribadi.

Interior dengan hiasan kaligrafi dan mihrab Masjid Al-Afiah setelah renovasi. Sumber gambar dokumen pribadi.
Interior dengan hiasan kaligrafi dan mihrab Masjid Al-Afiah setelah renovasi. Sumber gambar dokumen pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun