Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jujur Saat Ujian Sekolah

27 Maret 2023   09:14 Diperbarui: 28 Maret 2023   08:44 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teteh sedang menyetorkan hafalan Al-Qur'an secara daring. Dokumen pribadi.

Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. Asesmen Nasional dilaksanakan dengan 3 (tiga) instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi, AKM Numerasi), Survey Karakter, dan Survey Lingkungan Belajar.

Anakku Bukan Robot

Manusia unik, spesifik, menarik, dan berkapasitas penuh sebagai 'Khalifah fil Ard' Anak-anak tidak sepatutnya dinilai keberhasilannya hanya semata dari ukuran eksternal seperti ujian sekolah atau ujian nasional.

Kadang orangtua melupakan dan menghilangkan makna penting menjadi seorang anak yang penuh rasa ingin tahu, suka menjelajah, sesekali jatuh, lalu bangun lagi, melompat bahkan terjun di kolam berair jernih untuk kemudian berenang penuh semangat hingga di sisi lain.

Berikan kesempatan mereka  pemahaman hikmah ujian sebagai proses dan langkah baik menuju tahapan kehidupan berikutnya yang lebih baik, bukan sebgai tekanan. Masa kanak-kanak terlalu berharga bila disia-siakan dengan tekanan-tekanan serupa aliran listrik, tombol mekanik, dan gabungan beragam instruksi 'manual book' artifisial berupa persaingan tak terkendali, jam belajar text book yang panjang, rapor atau kertas ijazah yang membungkus seluruh kemanusiaannya dalam angka-angka.

Mungkin pemikiranku ini tak begitu sejalan dengan pandangan umum. Aku membayangkan dan terus ingin mendiskusikannya kemudian berupaya bersama mencapai gagasan besar ini bersama para guru, kepala sekolah, dan penyelenggara pendidikan di tempat anak-anakku belajar. Sekolah yang melihat anak-anak sebagai benih yang perlu di rawat -guru adalah juru kebun yang membantu mengeluarkan potensi di dalam diri anak. Penyelenggara adalah lahan subur yang memberikan tanah terbaiknya baik keberlangsungan tumbuh kembang benih-benih unggul tersebut menjadi manusia versi terbaiknya masing-masing. Anak bukanlah lempung yang bisa dibentuk semena-mena oleh guru dan orangtua sebagai pembuat tembikar yang memutuskan bentuk apa yang harus dihasilkan lempung itu.

Jika kita hanya mengandalkan Ujian Sekolah dalam menilai proses belajar, maka akan sia-sia. Kelulusan anak didik di tingkat pendidikan dasar sembilan tahun seharusnya dapat memberikan gambaran seutuhnya tentang proses belajar mereka. Lebih penting lagi! Mampukan ujian tersebut menilai karakter anak didik? Jika hanya mengandalkan nilai ujian tak akan ada nilai karakter di dalamnya. Bukankah yang ditanyakan adalah soal-soal akademik ? Lalu, di mana letak penilaian karakter anak didik? Bukankah karakter sangat penting dalam proses belajar dan keberhasilan hidup seseorang. Karakter yang baik (akhlaqul karimah) saat ini sangatlah dibutuhkan.

Jadi, seharusnya selain nilai ujian harus ada laporan nilai karakter anak didik yang diberikan dalam deskripsi yang jelas dari pihak sekolah kepada orangtua. Misalnya bagaimana kejujuran anak didik? Sopan santun, jiwa sosial, kepemimpinan, spritualitas, kedisiplinan, semangat kerja keras dan sebagainya penting diperhatikan dan menjadi jawaban atas berbagai persoalan bangsa ini. Sepuluh tahun lagi mereka adalah calon pemimpin muda negeri ini, duapuluh tahun lagi mereka sudah seharusnya menjadi pemimpin puncak diberbagai bidang kehidupan negara kita tercinta. Kesimpulannya : "Ujian Sekolah saja tidak cukup! Harus ada seperangkat proses penilaian holistik dan terintegrasi yang mampu memberikan penilaian tentang karakter dari anak didik". Ini pekerjaan besar kita bersama.

Doa-doa Terbaik

Tiada kata seindah dan seberkah doa. Bukan hanya berpahala, doa adalah jalan terbaik bagi siapapun yang ingin menjadi lebih baik. Maka diawali dengan sadar akan kekurangan diri, lalu memperbanyak tobat dan berlatih untuk berubah, sempurnakan semua ikhtiar dengan memperbanyak doa kepada-Nya.

Ambil waktu-waktu terbaik. Jangan sia-siakan waktu setelah shalat fardhu, waktu sepertiga malam terakhir (waktu sahur), saat menunggu shalat (khususnya di antara azan dan iqamah), saat hari Jumat (terkhusus dari bada Ashar sampai datangnya Maghrib), saat turun hujan, termasuk pula saat di perjalanan, kecuali kita mengisinya dengan memperbanyak zikir dan doa.

Utamakan doa-doa masyhur yang diambil dari Al-Qur'an dan Al-Hadits, lalu doa-doa yang dicontohkan para ulama, bisa pula doa dengan bahasa kita sendiri. Ingatlah bahwa pertolongan Allah sebanding dengan kesungguhan kita untuk berubah. Semakin serius kita mendekat kepada-Nya semakin cepat pula pertolongan-Nya datang menghampiri. Insyaallah

Aku bertekad memberikan anak-anak kebebasan untuk menjelajahi kehidupan dengan sungguh-sungguh. Penjelajah tentu perlu bekal bukan? Sebagai orangtua, tugasku adalah membekali mereka nilai-nilai terutama agama yang kuat, memberikan peta dan kompas berupa teladan akhlakul karimah, kejujuran, integritas, amanah, semangat belajar, dan kerja keras, juga terus melangitkan doa-doa terbaik  sebagai pengiring perjalanan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun