KATA PENGANTAR
- Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan Best Practice yang berjudul "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SDN 01 SIDING" ini untuk memenuhi tugas Rrefleksi dan Rencana Tindak Lanjut pada Program Profesi Guru Daljab Siklus 1. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini sehingga dapat selesai pada waktunya. Best Practice ini telah disusun semaksimal mungkin, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, penulis mohon maaf. Demikian dari penulis semoga Best Practice ini dapat bermanfaat bagi pembaca, kritik dan saran kami harapkan agar dapat meningkatkan kualitas pembuatan makalah berikutnya, terima kasih.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan
- Proses pendidikan di sekolah dapat dilihat dari segi pembelajarannya yang menginovasi. Inovasi pembelajaran merupakan suatu hal yang baru dalam keadaan sosial tertentu untuk memecahkan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran (Harahap, 2018). Melakukan sebuah inovasi harus dilakukan secara menyeluruh. Jika dilihat dari semua komponen-komponen pembelajaran yang ada, maka inovasi dapat dimulai dari pembelajaran yang harus meliputi pertimbangan unsur seperti siswa, pengajar, materi dan bahan, media, sarana dan prasarana, biaya, dan hidden curriculum (Ananda, 2019). Selain itu, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode, media dan sumber belajar yang jelas. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa mampu menguasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru, berapa kondisi yang menjadi latar belakang masalah antara lain :
- Keaktifan peserta didik kurang
- peserta didik kurang fokus pada kegiatan pembelajaran (misalnya sering mengantuk bahkan tidur, dan melakukan aktivitas lain)
- kurangnya pengembangan potensi dan kreativitas peserta didik
- guru belum maksimal dalam mengeksplor dan menggunakan pembelajaran yang variatif dan inovatif.
praktik ini penting untuk dibagikan karena sangat dimungkinkan bahwa permasalahan ini juga terjadi di sekolah lain saat kegiatan pembelajaran. oleh karena itu, pengalaman saat melaksanakan best practice ini dapat dijadikan motivasi dan solusi serta dapat dijadikan referensi bagi rekan-rekan guru yang mengalami hal sama, sehingga memberikan dampak positif atau perubahan perubahan/inovasi pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan ke depannya.Â
Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik ini yaitu dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif sehingga tujuan dari pembelajaran itu sendiri dan juga hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. adapun cara agar tujuan tersebut tercapai yakni dengan mengimplementasikan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran, juga menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif (tidak hanya metode ceramah/teacher center).
Tantangan yang dihadapi oleh guru untuk mencapai tujuan anatara lain: penerapan pembelajaran berparadigma pembelajaran abad 21 yang masih kurang; pembelajaran selama ini masih berpusat pada guru, dimana guru memanfaatkan sebagian besar waktu untuk ceramah dan drilling; keterampilan dalam menggunakan teknologi guna menyediakan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik belum optimal, sedangkan tantangan yang dihadapi oleh siswa antara lain: masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar yang banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut. Faktor lain yang dapat menjadi tantangan yaitu terkait dengan sarana dan prasarana yang digunakan, misalnya gawai yang digunakan sebagai media pembelajaran kualitasnya belum merata, seperti jaringan internet. Â Â
Berdasarkan tantangan di atas, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi guru terkait dengan kompetensinya yakni kemampuan pedagogik dan profesional sedangkan dari peserta didik yakni motivasi belajar, serta dari segi sarana prasarana yaitu ketersediaan sarana media pembelajaran.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan penulisan best practice ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan motivasi dan minat belajar siswa kelas 1 melalui model pembelajaran problem based learning pada materi panas dan perpindahannya.
Â
C. Manfaat KegiatanÂ
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah dapat menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi serta mengajak siswa untuk dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berikut beberapa manfaat kegiatan bagi siswa, guru dan sekolah :
Bagi Siswa
- Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
- Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
- Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
- Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada saat proses pembelajaran berlangsung.
- Meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi guru
- Memperluas wawasan.
- Meningkatkan professional kerja.
- Meningkatkan peran guru sebagai fasilisator.
- Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
Bagi Sekolah
- Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang lain.
- Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
- Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis, diantaranya :
a) menganalisis karakteristik materi pelajaran, karakteristik siswa dan capaian pembelajaran
b) menentukan tujuan pembelajaran
c) memilih pendekatan, model pembelajaran, metode dan media yang sesuai
d) menyiapkan perangkat pembelajaran termasuk media, sarana-prasarana dan soal evaluasi yang sesuai dengan tujuanÂ
   pembelajaran
e) melaksanakan pembelajaran
f) melakukan observasi pembelajaran
g) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
h) merefleksi hasil.
pada Aksi 2, guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi materi mengenal huruf dengan kartu kata . Model pembelajaran PBL menggunakan metode berupa ceramah variasi, diskusi kelompok dan tanya jawab.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran Aksi 2 yang dikembangkan berdasarkan model Problem Based Learning pada materi Mengenal Huruf  pada suku kata 'ma-mi-mu-me-mo'
Lokasi
SDN 01 SIDING
Lingkup Pendidikan
Sekolah Dasar
Tanggal
22 Januari 2024
Penulis
Dewi Kusnawati. S.Pd.
Tujuan yang ingin dicapai
* Peserta didik dapat melafalkan bunyi dan merangkai huruf 'm' dengan huruf vokal menjadi
suku kata dan kata.' Peserta didik dapat menulis suku kata 'ma-', 'mi-', 'mu-', 'me-', 'mo-' untuk melengkapi nama kata benda dan binatang
Meningkatkan hasil dan minat baca Peserta didik di kelas 1 pada pembelajaran Tema 5
'Teman Baru' mengenal huruf 'M'kapital dan 'm'kecil dan menemukan suku kata 'ma-mi-mu-me-mo dengan benar.  dengan menerapkan model pembelajaran  Problem Based Learning (PBL)
Situasi
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.Â
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: mengapa best practice (praktik baik) ini penting dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab mahasiswa PPG Daljab.
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan di temukan
Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah: Setelah dilakukan analisis dari kajian literatur, wawancara kepada rekan sejawat, dan wawancara kepada pakar, Rendahnya kemampuan membaca permulaan peserta didik kelas 1 disebabkan oleh:
Faktor psikologis peserta didik. Minat, motivasi, percaya diri dan kematangan sosio emosi serta penyesuaian diri.
Faktor fisiologis yaitu kesehatan fisik, neurologis dan jenis kelamin peserta didik
Tingkat intelegensi peserta didik.
Latar belakang peserta didik dari sosial dan ekonomi
Dukungan dan bimbingan dari orangtua. Â
Faktor eksternal :Â
Ketersediaan buku bacaan pada perpustakaan dan pojok baca yang kurang variatif
Pengaruh bermain gadget yang tidak dibatasi
Guru kurang optimal dalam pemilihan media maupun metode yang tepat dan interaktif dalam mengemas materi mengenai membaca permulaan
Alat ukur evaluasi yang kurang memadai (Tes Diagnostik Awal Peserta Didik)
Sumber belajar yang monoton hanya bersumber pada buku paket saja.
Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena saya rasa banyak rekan guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan yang saya alami, sehingga praktik baik ini diharapkan selain memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru yang lain dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan peserta didik kelas rendah.
Sebagai pendidik, saya mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif, melakukan perbaikan tiada henti mengupayakan dengan semaksimal mungkin dengan menggunakan metode, media, dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan juga menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Tantangan:
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang terlibat.
Tantangan yang saya hadapi di kelas I Â antara lain :
Guru jarang menerapkan model pembelajaran inovatif dikarenakan minimnya sarana prasarana di sekolah, proyektor yang belum terpasang di tiap kelas terkadang membuat guru memilih menggunakan sumber belajar/bahan ajar yang monoton yaitu dari buku atau papan tulis dengan metode ceramah dikarenakan menguras waktu dalam pemasangan perangkat.Â
Media pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan karakteristik siswa.
Terdapat 1/3 siswa yang masih belum mampu membaca dengan lancar bahkan mengenal huruf.
Hasil belajar siswa rendah.
Dukungan orangtua/wali murid kurang terhadap anaknya.
Faktor ekonomi yang menyebabkan siswa tidak mengenyam pendidikan pra sekolah.
Guru jarang memotivasi siswa dengan bergerak, bernyanyi dan bermain atau penerapan ice breaking yang membuat siswa antusias dan senang belajar dikarenakan beban ajar yang harus tercapai terlampau kompleks.
Dilihat dari beberapa tantangan tersebut bisa disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan profesional.
 Pihak-pihak yang terlibat dalam praktik baik ini adalah :
1. Dosen-dosen dan guru pamong Universitas Tanjungpura yang   telah membimbing, mengarahkan, memberi saran dan masukan demi   kemajuan praktik baik ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 2. Kepala Sekolah yang telah memberi persetujuan, arahan, saran   masukan dalam seluruh tahapan praktik baik ini.
Rekan Sejawat yang selalu mendukung, sebagai rekan berdiskusi   dan juga membantu dalam perekaman praktik baik ini.
Peserta didik yang telah bersinergi dalam kegiatan belajar   mengajar praktik baik ini.
Seluruh warga sekolah dan orangtua/wali murid yang selalu   memberi dukungan moril materiil dalam praktik baik ini
Aksi
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, Siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi iniÂ
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut
1. Pemilihan model pembelajaran
Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran adalah dengan memahami karakteristik peserta didik, materi dan bahan ajar yang tepat.
Disini guru memilih model pembelajaran Cooperative Learning dengan menggunakan pendekatan scientific dan TPACK pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Bab V Teman Baru dengan Tema Berbuat Baik terhadap teman dengan memanfaatkan media kartu suku kata
(Syllable Cards)Â
2. Membuat Modul Ajar, Bahan Ajar dan LKPD. Membuat VideoÂ
Pembelajaran BAHASA INDINESIA BAB V "Mimi Berani" dengan memperhatikan sumber belajar yaitu buku guru dan siswa. Membuat kartu suku kata mendesain dari canva lalu dicetak di karton diperbanyak sebanyak 2 kelompok sebagai media pembelajaran praktik baik ini.
3. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk pelaksanaan praktikÂ
baik.
Berikut merupakan sintak model pembelajaran Cooperative Learning dan juga rincian tahapan kegiatan pembelajaran:
Fase 1 : Menyampaikan Tujuan & memotivasi siswaÂ
Guru menyajikan tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Bab V Teman Baru Tema Berbuat Baik terhadap teman dalam bentuk power point, siswa menyimak penjelasan guru. Salah satu tujuannya guru mengenalkan huruf "m" dengan diikuti huruf vokal menjadi ma, mi, mu, me, mo siswa dapat menemukan berbagai suku kata yang diawali huruf "m". Lalu guru memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menemukan berbagai kosakata yang mereka kenal sehari-hari.Â
Fase 2 : Penyajian InformasiÂ
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tata cara bermain kartu suku kata yang telah di desain guru semenarik mungkin dengan canva lalu dicetak pada kertas karton. Melalui power point guru memberi contoh bermain menemukan berbagai kosakata yang diketahui siswa. Siswa menyusun kartu suku kata ma, mi, mu, me, mo menjadi berbagai kosakata yang mereka ketahui.
Fase3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajarÂ
Guru membagi dan mengatur tempat duduk siswa ke dalam 6 kelompok dan menamai keenam kelompok tersebut dengan Dimensi Profil Pelajar Pancasila. Guru membagi rata kelompok secara heterogen berdasarkan tingkat intelegensi, jenis kelamin sehingga dapat berkolaborasi satu sama lain. Kemudian peserta didik bermain kartu suku kata yang telah dibagikan guru menyusunnya menjadi berbagai kosakata yang diawali ma, mi, mu, me, mo.
Fase 4 : Membimbing kelompok belajarÂ
Guru berkeliling ke setiap kelompok dan memantau tiap kelompok yang aktif, tangkas, cekatan dan paling banyak mendapat kosakata. Guru juga mengarahkan dan membimbing kelompok yang kesulitan dalam menyusun suku kata.Â
Fase 5 : EvaluasiÂ
Guru dan siswa bertanya jawab terkait pembelajaran yang dirasa siswa masih sulit dan belum dipahami. Guru bersama siswa membahas kosakata apa saja yang ditemukan, kemudian untuk mengukur pemahaman siswa guru membagikan LKPD kepada siswa.
Fase 6 : Penghargaan (Reward)Â
Guru memberi apresiasi bintang kepada kelompok yang cekatan, tangkas, cepat yang paling banyak menemukan kosakata. Guru tidak lupa mengapresiasi seluruh kelompok yang telah berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Â
Pihak-pihak yang terlibat dalam praktik baik ini adalah :Â
1. Dosen dan Guru Pamong Universitas Ahmad Dahlan   yang
telah membimbing, mengarahkan, mendukung, memberi    saran masukan demi kemajuan praktik baik ini yang tidak   dapat disebutkan satu per satu.
2. Kepala Sekolah yang telah memberi persetujuan, arahan, Â Â saranÂ
masukan dalam seluruh tahapan praktik baik ini.
Rekan Sejawat yang selalu mendukung, sebagai rekan   berdiskusi dan juga membantu dalam perekaman praktik baik   ini.
Peserta didik yang telah bersinergi dalam kegiatan belajar   mengajar praktik baik ini.
Seluruh warga sekolah dan orangtua/wali murid yang selalu   memberi dukungan moril materiil dalam praktik baik ini.
Sumber daya yang diperlukan seperti berbagai perangkat elektronik dari Laptop, LCD, Sound, Handphone, Tripod, Kamera, internet, papan nama kelompok dari canva yang di print pada kertas karton menggunakan nama 6 dimensi profil pelajar pancasila, kartu suku kata, sumber belajar buku Bahasa Indonesia bagi guru dan siswa dan lain sebagainya. Materi Bab V Teman Baru Tema Berbuat Baik terhadap teman. Guru membuat video pembelajaran dengan menampilkan power point mengenai "Mimi Berani" seperti pada buku siswa.
 Refleksi
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?Â
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan
proses tersebutÂ
Refleksi
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan dirasa hasilnya efektif dan dapat dilihat dari :
- Pemilihan model pembelajaran Cooperative Learning menumbuhkan peserta didik berpikir kritis, dan rasa percaya diri meningkat hal ini terlihat dari semangat peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan, menyampaikan hasil diskusi, memberikan tanggapan dan jawaban yang dilontarkan guru saat pembelajaran.
- Penggunaan Media berbasis power point dan media benda konkret ini sangat membantu pemahaman peserta didik dalam membaca permulaan yaitu pengenalan suku kata ma, mi, mu, me, mo.
- Setelah menggunakan strategi cooperative learning bermain kartu suku kata terdapat sedikit peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 01 SIDING Â yang signifikan.
- Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang, bisa dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran siswa memberikan refleksi bahwa pembelajaran hari ini sangat menyenangkan dan media pembelajarannya menarik dan mudah dipahami.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan akan penguasaan guru terhadap media pembelajaarn, model pembelajaran dan langkah-langkah pada rencana pelaksaan pembelajaran yang sudah dibuat.
Pembelajaran yang bisa diambil  dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan adalah seharusnya guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode, model dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan
Rencana Tindak Lanjut
Lokasi : Sekolah Dasar Negeri 01 Siding
Lingkup Pendidikan : Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil evaluasi PPL 1 dan PPL 2 dengan menggunakan metode
PBL dan PBL perlu dilakukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) :
1. Melanjutkan pelaksanaan strategi pembelajaran yang berhubungan dengan topik pembelajaran sesuai dengan karakteristik materiÂ
dan peserta didik.
2. Rencana tindak lanjut yang akan saya lakukan setelah menyelesaikan kegiatan PPL 1-2 dan best practice adalah pada kegiatan iniÂ
saya mendapatkan banyak tambahan Ilmu dan pengetahuan baru tentang materi yang harus saya kuasai mulai materi profesional maupun pedagogic serta cara menyusun modul pembelajaran yang menyesuaikan dengan ketrampilan pembelajaran abad 21, pembelajaran berbasis HOTS, pembelajaran yang mendidik dengan pendekatan Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK) berbasis proyek dan masalah.
3. Setelah menyelesaikan kegiatan ini, saya memeriksa kembali dokumendokumen perangkat pembelajaran yang telah dibuat.Â
Kemudian memperbaiki beberapa kekurangan dan kesalahan pada perangkat pembelajaran, terutama pada pembuatan LKPD, Media, Asesmen yang sudah dilakukan dan dipresentasikan bersama dosen, guru pamong dan teman teman PPG.
4. Mengadaptasi model-model pembelajaran inovatif sesuai karakteristik materi dan peserta didik untuk kemudian diterapkan atauÂ
diimplementasikan di kelas.
5. Melakukan diseminasi atau berbagi praktik baik pembelajaran dari hasil mengikuti kegiatan PPG kepada bapak ibu guru di sekolah
6. Mengikuti kegiatan seminar, workshop, webinar, pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, dan kegiatan pengembanganÂ
yang relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H