Mohon tunggu...
Dewi Damayanti
Dewi Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Musim boleh berganti, namun menulis tak mengenal musim. Dengan goresan tintamu, kau ikut mewarnai musim.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bung Hatta: Lelaki Kecil di Atas Bendi

20 Januari 2025   06:55 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:41 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang anak lelaki kecil berdiri di depan istal. Dia mengenakan sarung dan peci, nampaknya akan pergi mengaji. Sebuah bendi dan seekor kuda jantan ditambatkan di depannya telah siap berangkat. Kusirnya seorang lelaki paruh baya.

"Capeklah, amak lah manunggu, Hatta,"lamat-lamat kudengar suara hangat sang kusir diterbangkan angin dari abad 19 silam.

Hatta adalah Bung Hatta. Nama aslinya Mohammad Attar. Dia lahir pada 12 Agustus 1902, ketika Indonesia sedang dalam belenggu kolonialisme. Entah mengapa, Attar akhirnya dilafalkan dengan Hatta. Mungkin itu pengaruh lidah orang Minang.

Anak lelaki kecil itu memang beruntung terlahir dari keluarga yang mapan dan terdidik. Kakek dari sebelah Ibunya, yang biasa dipanggilnya Pak Gaek, Ilyas Bagindo Marah, adalah seorang saudagar. Dia seorang pengusaha angkutan pos antara Bukittinggi dan Lubuk Sikaping. Untuk menjalankan usahanya dia menggunakan bendi sebagai angkutan. Pantas saja banyak kuda di istalnya, batinku.

Sumber: koleksi pribadi
Sumber: koleksi pribadi

Sementara Kakek dari sebelah Ayahnya , Abdurahman Batuhampar yang biasa disapa Syaikh Batuhampar dikenal sebagai ulama pendiri surau di Batuhampar, Payakumbuh.

Surau itu menjadi tempat Hatta kecil belajar mengaji pada Pamannya, Syaikh Arsad. Ketekunan Hatta belajar agama Islam ini terus berlanjut bahkan ketika ia sudah bersekolah di Padang.

Aku mulai berhitung, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan dari Bukittinggi ke Batuhampar saat itu? Kurogoh saku. Ada sebuah alat canggih untuk mengeceknya, ya, google maps!

Jarak Bukittinggi ke Batuhampar itu sekitar 23 km. Berkendara dengan mobil waktu yang dibutuhkan sekitar 41 menit. Entah butuh waktu berapa lama jika naik bendi dan melewati jalan Bukittinggi berkelok-kelok dengan hutan lebat mengelilinginya saat itu.

Anak kecil ini pemilik tekad kuat. Kutatap wajahnya. Dia berwajah tenang dengan sorot mata fokus. Khas seorang pemikir. Suatu saat pemikirannya akan mewarnai sejarah Indonesia. Namanya akan tertoreh dalam tinta emas peradaban.

Anak lelaki kecil itu segera naik ke atas Bendi yang akan membawanya menuju Batuhampar. Aku menatap tanpa berkedip, hingga bendi menghilang di tikungan jalan. Surau yang dituju Hatta kecil saat itu menjadi tempat belajar kelompok tarekat yang terkenal di Bukittinggi dan Payakumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun