Mohon tunggu...
Dewi Damayanti
Dewi Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Musim boleh berganti, namun menulis tak mengenal musim. Dengan goresan tintamu, kau ikut mewarnai musim.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ani Natalia, Ubah Kendala Jadi Peluang

18 Mei 2018   12:08 Diperbarui: 30 Mei 2018   19:13 2859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika menjabat sebagai Kasubdit Humas Ditjen Pajak inilah bintang Ani Natalia semakin bersinar.  Sosoknya seringkali muncul di layar televisi, terutama saat berlangsungnya program Amnesti Pajak.  Bahkan tahun lalu dia dinobatkan sebagai Insan PR INDONESIA 2017. Sebuah gelar kehormatan bagi mereka yang bergelut di bidang PR atau Humas. Maka tak berlebihan jika ada yang menyatakan: tokoh PR Pajak adalah Ani Natalia.

Namun dia terkekeh saat mendengar ungkapan itu. Menurutnya kebetulan saja ketika dia menjabat sebagai Kasubdit Humas Ditjen Pajak banyak kejadian luar biasa yang harus ditanggulanginya. Mulai dari peristiwa: kebakaran kantor pusat pajak, terbunuhnya pegawai pajak, mundurnya Dirjen Pajak, dan terakhir peristiwa yang menyita perhatian  masyarakat Indonesia yaitu: Amnesti Pajak.

Kak Ani mengingat Amnesti Pajak sebagai peristiwa yang akan dia kenang seumur hidupnya. Tak dipungkiri akan membanggakan ketika dia bisa bercerita suatu saat nanti bahwa dirinya telah ikut mengawal program itu. Dia belum lupa beberapa bulan sebelum program itu diluncurkan, dia harus mulai mempersiapkan semuanya. Mulai dari membuat logo dan jingle yang pas, sosialisasi, hingga strategi program yang akan berlangsung selama sembilan bulan penuh.

Masih lekat dalam ingatan kita slogan Amnesti Pajak yang sangat terkenal itu: Ungkap, Tebus, Lega. Ide itu lahir dari kreativitas pegawai pajak yang dikomandani Kak Ani.

"Saya harus memikirkan itu jauh-jauh hari. Nggak mungkin setelah Amnesti Pajak diluncurkan baru memikirkan logo, slogan, dan lain-lain," ceritanya.

Karena itu beberapa bulan sebelum Amnesti Pajak diluncurkan  Kak Ani  berinsiatif mengumpulkan para tim kreatif dari pegawai pajak yang terdiri dari: tim desain grafis, penulis, fotografi, dan videografi untuk berembuk bersama mempersiapkan tema yang akan diusung. Jika itu dinilai sukses, menurutnya itu adalah kesuksesan bersama.

Kini wajah humas semakin eksis di media sosial dan mulai diterima di kalangan kaum mileneal. Itupun tak luput dari strategi kehumasan juga. Untuk membentuk wajah Humas yang diterima semua pemangku kepentingan Kak Ani berinisiatif membentuk agen di seluruh Indonesia yang menyuarakan pajak. Karena menurutnya akan sulit jika semua itu harus dilakukan Humas kantor pusat. Berawal dari inilah muncul: taxmin media sosial di tiap kantor pajak yang menyosialisasikan pajak. Wajah Humas pajak pun semakin semarak.

Memanfaatkan talenta pegawai pajak sendiri menurut Kak Ani merupakan sebuah simbiosa mutualisme. Ditjen pajak tidak perlu memakai tenaga professional dari luar, karena para pegawai pajak ternyata memiliki kemampuan yang beragam. Maka dengan memanfaatkan kepiawaian pegawai sendiri akhirnya meminimalisir biaya. Sementara pegawai tersebut merasa diberi kesempatan untuk memanfaatkan talenta dan berperan serta dalam organisasi. Penghargaan yang juga didapatkan adalah kesempatan untuk meningkatkan kemampuan diri melalui workshop-workshop yang diberikan Humas.

Ketika seorang pegawai merasa diberi tempat dan dihargai akan menimbulkan engagement  pada organisasi. Sehingga akan tumbuh pegawai-pegawai pajak yang bekerja dengan semangat tinggi dan merasakan ikatan kuat dengan organisasi. Mereka inilah yang akhirnya menjadi sumber pendorong inovasi dan kemajuan Ditjen Pajak. Maka dia tak memungkiri jika workshop-workshop maupun diklat-diklat sangat penting diberikan kepada pegawai untuk meningkatkan kemampuan diri. Wanita yang sehari-hari memperlakukan stafnya sebagai rekan kerja ini sangat peduli pada peningkatan kapasitas seorang pegawai.

"Kalau dalam posisi saya kan jika merasa butuh menghadiri sebuah seminar karena merasa perlu belajar sebuah keterampilan, maka saya tinggal tanya ke bagian umum saya bisa nggak ikut. Tapi tidak semua orang bisa begitu. Di sinilah organisasi harus hadir," paparnya.

Maksud Kak Ani adalah organisasi harus memberikan sarana bagi pegawainya untuk meningkatkan kapasitas diri. Ditjen Pajak kini memang berupaya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para pegawainya untuk meningkatkan kemampuan diri melalui pemberian beasiswa untuk melanjutkan sekolah, workshop, diklat, maupun pemberian In House Training (IHT) yang dilakukan secara berkala.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun