Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Joker: Folie A Deux: Unsur Musikal Bikin Segar, Namun Lama-lama Bikin Bosan

5 Oktober 2024   20:09 Diperbarui: 6 Oktober 2024   10:06 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep Joker berubah jadi musikal (sumber gambar: Warner Bros. dalam IMDb) 

Awalnya unsur panggung musikal ini terasa segar. Penonton seperti mendapatkan unsur ala-ala La La Land dan Sweeney Todd. Jarang-jarang ada sosok antagonis dalam film superhero yang ditampilkan dalam konsep musikal. Namun sayangnya dengan durasi yang kepanjangan dan alur yang tak berarah, unsur musikal ini kemudian malah membosankan. 

Konsep musikal ini rupanya merupakan ide dari Joaquin Phoenix, andaikata konsep ini dieksekusi dengan baik dan cukup, maka memang akan menghasilkan sesuatu yang segar. Apalagi jika didukung dengan naskah yang berbobot dan solid.

Konsep Broadway lama-lama bikin bosan  (sumber gambar: Warner Bros. dalam IMDb) 
Konsep Broadway lama-lama bikin bosan  (sumber gambar: Warner Bros. dalam IMDb) 

Namun sayangnya naskah yang disusun oleh Scott Silver dan Todd Phillips ini kedodoran. Sejak adegan di persidangan, ceritanya tidak jelas seperti tidak berarah. Karakter Arthur kurang jelas akan diapakan. Dan, durasinya terasa dipanjang-panjangkan, sehingga ceritanya seakan-akan berlarut-larut, tak kunjung berakhir. 

Ah pesona Joker di film pertama rasanya pupus. Banyak penonton yang memberikan ulasan negatif untuk film Joker 2. Rotten Tomatoes memberikan rata-rata 33% di mana kritikus dan audience hampir kompak, yakni 27% dari kritikus dan 33% dari audience. Sedangkan IMDb memberikan skor 53% dari 26 ribu penilai. 

Dari segi akting, Gaga dan Phoenix tidak ada masalah. Mereka tetap memberikan performa yang apik. Kehadiran Harvey Dent juga sebuah hal yang menarik, namun sayangnya penampilan aktor dan desain karakternya mudah dilupakan. Lagu-lagu dalam film ini pun meskipun lawas juga tetap enak didengar. Yang mendapat ulasan buruk adalah cerita dan eksekusinya yang kurang berarah dan membosankan. 

Moga-moga tidak ada lagi sekuelnya. Biarlah penonton mengenang sosok Arthur Fleck hanya yang tampil di film pertamanya.

Alur ceritanya seperti tak berarah  (sumber gambar: Warner Bros. dalam IMDb) 
Alur ceritanya seperti tak berarah  (sumber gambar: Warner Bros. dalam IMDb) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun