Drama Jepang alias dorama, baik berupa series maupun layar lebar kerap menyajikan cerita-cerita dengan isu budaya. Film-film tersebut di antaranya The Makanai: Cooking for the Maiko House tentang pelatihan geisha, Sanctuary tentang sumo, dan Chihayafuru tentang permainan tradisional karuta.Â
Nah, pada Japanese Film Festival Online 2024 penonton diperkenalkan dengan tabi, kaus kaki tradisional, lewat drama series berjudul Rikuoh.
Film diawali dengan seorang pria paruh bayah yang berlari tergesa-gesa ke ruang produksi. Ia mendadak lesu ketika menjumpai mesin jahit untuk memproduksi tabinya rusak.Â
Mereka tak memiliki suku cadangnya dan mesin jahit tersebut sudah tak diproduksi lagi. Ketika akhirnya menemukan komponen tersebut, waktu mereka untuk menyelesaikan pesanan tak cukup. Mereka pun terancam bangkrut.
Pria tersebut adalah direktur perusahaan Kohazeya bernama Koichi Miyazawa (Koji Yakusho). Ia merupakan generasi keempat dari perusahaan yang mengkhususkan diri memproduksi tabi. Ia salah satu dari sedikit perusahaan tabi yang masih eksis di Gyoda di Prefektur Saitama.
Selama tiga abad kota ini menjadi pusat produsen tabi. Namun sekarang pesanan tabi makin surut. Konsumennya makin menurun. Bahkan Kohazeya kini hanya memiliki 20 pegawai.
Terancam bangkrut, Miyazawa disarankan oleh seorang bankir untuk mencari peluang baru. Gagasan membuat sepatu lari ala tabi pun muncul ketika Miyazawa dan Daichi (Kento Yamazaki), putranya, menonton pertandingan maraton. Ia melihat sosok Mogi (Ryoma Takeuchi), yang hampir berhasil masuk ke garis finish namun kemudian mengalami cedera.
Miyazawa bersama para pegawainya pun kemudian dengan tekun menciptakan sepatu lari ala tabi. Ia berharap Mogi bisa menggunakannya karena sepatu tersebut didesain ringan, meminimalkan cedera, dan mendorong penggunanya untuk berlari secara alami.Â
Namun, hambatan datang bertubi-tubi, dari pengetahuan mereka yang terbatas tentang sepatu lari, sulitnya mendapatkan pinjaman, desakan untuk melakukan PHK, hingga ulah para petinggi perusahaan besar di bidang sepatu yang takut tersaingi.
Cerita tentang Tabi dan Sepatu Lari yang Memikat
Hal yang menarik dari dorama yang membahas tentang budaya adalah menambah wawasan dan membuat penonton penasaran. Ketika membaca premisnya, bahwa series Rikuoh ini tentang usaha kecil yang berjuang melestarikan kaus kaki tradisional, aku pun langsung tertarik.
Membuat tabi ternyata tidak mudah. Prosesnya melewati delapan langkah. Yang menentukan keberhasilan tabi adalah kualitas jahitan yang memutar memisahkan dua bagian, antara ibu jari dan bagian kaki lainnya.Â
Mesin jahit buatan Jerman dianggap yang terbaik di series tersebut, karena mampu menghasilkan jahitan yang halus. Sayangnya mesin tersebut sudah tidak lagi diproduksi.
Tabi hingga saat ini memiliki kaitan dengan kimono, kesenian, dan upacara tradisional Jepang. Bentuk tabi pas dengan bentuk sandal khas Jepang. Â Sekarang penggunaan tabi makin meluas dan bisa diterima di pasar berbagai negara.
Nah, di film ini Miyazawa berjuang menciptakan sepatu lari dengan menggunakan pengetahuan mereka tentang tabi. Di film ini dijelaskan bahwa sepatu lari yang memiliki sol tebal bisa menyebabkan cedera karena pelari bertumpu ke tumit, menghalangi mereka berlari secara alami.Â
Oleh karena itu Miyazawa bereksperimen dengan berbagai jenis bahan sol sepatu untuk menciptakan desain sepatu yang nyaman dan ringan seperti tidak menggunakan sepatu. Rikuoh sendiri bermakna raja lintasan.
Cerita yang Mengharukan dan Performa Jajaran Pemain yang Apik
Rikuoh terdiri dari sepuluh episode. Episode pertama dan terakhir memiliki durasi lumayan panjang, lebih dari satu jam. Namun episode dua hingga sembilan hanya sekitar 45 menitan.
Cerita Rikuoh mengharukan. Penonton akan melihat jatuh bangun seorang pengusaha kecil ketika mempertahankan usahanya dari kebangkrutan, juga upayanya untuk mencari peluang baru.Â
Bagian-bagian ketika Miyazawa menghadapi dilema antara melakukan pengurangan karyawan atau menjual perusahaannya terasa memilukan karena terasa nyata.
Cerita Rikuoh juga bukan hanya tentang usaha tabi. Penonton juga disodorkan cerita tentang hubungan ayah dan anak-anaknya yang sudah dewasa.Â
Series Rikuoh diangkat dari novel berjudul sama karya Jun Ikeido. Penulis naskahnya adalah Jun Ikedo dibantu Hiroyuki Yatsu. Sementara bangku sutradara dipegang Katsuo Fukuzawa yang pernah menangani Downtown Rocket, Vivant, dan Naoki Hanzawa. Series ini dirilis di Jepang tahun 2017 dan kini menjadi drama series yang ditayangkan di Japanese Film Festival Online 2024.
Miyazawa sendiri diperankan begitu apik oleh aktor senior Jepang, Koji Yakusho. Ia dikenal lewat Under the Open Sky, Father of the Milky Way Railroad, dan Perfect Days. Film Perfect Days masuk nominasi Oscar 2024 dan Koji Yakusho berhasil meraih piala Cannes dan piala Asian Film Awards sebagai aktor terbaik.
Ya, nyawa dalam film ini adalah Koji Yakusho. Namun semua jajaran pemainnya juga berhasil memberikan ruh dalam film ini, termasuk Ryoma Takeuchi dan Kento Yamazaki yang masing-masing menjadi pelari bernama Mogi dan  putra Miyazawa bernama Daichi. Konflik batin yang mereka alami dan perkembangan karakter mereka terlihat di sini.
Desain produksi juga patut diberikan aplaus. Latar film ini banyak di pabrik kecil Kohazeya, dengan mesin jahitnya yang khas beserta mesin pembuat sol sepatu.Â
Latar tempat lainnya adalah lintasan lari dan pertandingan maraton. Tentunya tak mudah, menghadirkan suasana pertandingan maraton internasional dengan sejumlah pelari dan begitu banyak penonton.
Dari segi eksekusi cerita, beberapa bagian seperti penjelasan tentang tabi diceritakan oleh narator. Ini menjadi sesuatu yang unik dan pernah digunakan juga oleh Katsuo Fukuzawa dalam Downtown Rocket.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI