Sedangkan Melati Suryodarmo menggunakan atraksi berdurasi panjang seraya menampilkan karya-karyanya dan menyampaikan pesannya. Di tayangan film tersebut, ia membentangkan satu-persatu baju di alas terpal dengan warna dominan putih, abu-abu, dan biru. Pesan dari atraksinya ini bisa multiintepretasi. Inspirasi karyanya sendiri dari tanda-tanda dan ingatannya dari kecil.
Dalam sebuah adegan, Melati menuangkan susu dari satu gelas ke gelas lain secara berulang. Rupanya hal ini terinspirasi dari perlakuan tidak adil yang banyak diterima perempuan di rumah, seperti susu segar yang hanya diterima anak laki-laki.
Bibiana Lee terinspirasi dari identitasnya yang minoritas dan terpinggirkan. Ia membuat piring-piring keramik dengan motif yang indah dan warna yang segar. Ia berani mengkombinasikan warna pink dan kuning. Pesan karyanya adalah menjauhkan masyarakat dari sifat rasis.
Titarubi menciptakan karya yang mewah dengan bahan-bahan yang tak biasa. Ia membuat jubah megah  yang rupanya terbuat dari biji pala berlapis emas. Karya ini berjudul Imago Mundi, yang merupakan metafora tentang kekuatan pada masa kolonial yang dengan keji melakukan genosida untuk menguasai Banda. Ia ingin generasi sekarang untuk mengingat sejarah dan mengambil pesan penting pada peristiwa masa lampau.Â
Indah Arsyad sendiri terinspirasi dari alam dan lingkungan. Ia berkeliling untuk melihat dari dekat kerusakan alam seperti pencemaran dan limbah di perairan. Ia suarakan keresahannya tentang nafas dengan video instalasi, dengan menambahkan unsur ilmu pengetahuan dan simbol mitologi Jawa kuno. Karya videonya imajinatif
Arahmaiani menghasilkan karya instalasi seni yang mengangkat tentang kesetaraan perempuan dengan pendekatan multidisiplin dan memiliki unsur alam dan spiritual. Ia menyesap nilai-nilai spiritual dari perjalanan hidupnya dan lingkungan alam sekelilingnya.Â
Dyan Anggraini merupakan pimpinan Taman Budaya Yogyakarta yang menggunakan patung dan instalasi seni untuk menyuarakan suaranya yang berkaitan dengan isu-isu perempuan. Ada patung konduktor perempuan yang tak bisa bersuara ketika memimpin orkestra karena terbelenggu.
Mella Jaarsma merupakan pemilik Galeri Cemeti yang memberikan pengaruh bagi perkembangan seni kontemporer di Yogyakarta. Ia kini mencoba menggunakan kulit pohon untuk menghasilkan berbagai karya seni karena kulit pohon dulu banyak digunakan dan mengandung nilai sejarah. Dulu kulit pohon digunakan seperti kertas untuk menulis dan bahan pakaian.