Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museum Keprajuritan Indonesia, Bangunan Luarnya Megah, Koleksinya Kurang Terawat

3 Desember 2023   15:46 Diperbarui: 3 Desember 2023   15:49 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi di lantai dasar hanya sedikit (dokpri) 

Pelataran museum begitu indah dan asri, membuatku betah untuk sekadar duduk-duduk. Dari halaman, bangunan museum yang seperti benteng juga terlihat kokoh dan megah. Bangunan museum ini seperti benteng abad ke-16, lengkap dengan parit di sekelilingnya.

Bentuk bangunan bersudut lima melambangkan Pancasila. Lalu di sekeliling bangunan ada relief dan diorama yang menggambarkan berbagai pertempuran yang pernah terjadi di Nusantara, seperti pertempuran antara pasukan Raden Wijaya melawan pasukan Mongol. Lalu ada pertempuran di Benteng Indra Patra, Aceh tahun 1606 melawan bangsa Portugis, dan sebagainya.

Bangunan museum nampak megah (dokpri) 
Bangunan museum nampak megah (dokpri) 

Ada diorama di sekeliling bangunan museum (dokpri) 
Ada diorama di sekeliling bangunan museum (dokpri) 

Koleksi di lantai dasar hanya sedikit (dokpri) 
Koleksi di lantai dasar hanya sedikit (dokpri) 

Di panggung terbuka ada patung pahlawan berjajar (dokpri) 
Di panggung terbuka ada patung pahlawan berjajar (dokpri) 

Ehm ada beberapa perahu di parit tersebut. Seandainya ada petugas museum, apakah wisatawan boleh berkeliling menyaksikan diorama tersebut dengan menggunakan perahu ya? Soalnya kalau dari atas dan dari seberang parit, diorama tersebut tidak begitu jelas.

Bagian luar museum begitu menawan, bagaimana dengan isi bangunannya?

Museum Keprajuritan Indonesia diresmikan tahun 1987. Bangunan ini terdiri dari dua lantai dengan lantai paling atas adalah bagian atap di mana pengunjung diperbolehkan untuk menikmati panorama dari atas bangunan.

Di lantai dasar koleksinya hanya sedikit. Hanya ada beberapa tokoh pahlawan dengan sedikit narasi. Di bagian panggung terbuka ada 23 sosok pahlawan yang patungnya terbuat dari perunggu.  Di lantai dasar ini juga ada ruang audio visual dan kafe-kafe yang nampak sepi dan kosong. Ehm kenapa museum ini tak ada petugasnya sama sekali ya, hanya ada petugas di pintu masuk, aku bertanya-tanya.

Ada tangga dan lift untuk menuju ke lantai dua. Di lantai dua adalah jantung museum ini karena ada berbagai diorama yang menggambarkan sejarah bangsa dari abad ke-7 hingga abad ke-21. Bagian pertama adalah cerita tentang Sriwijaya dengan diorama menggambarkan kapal laut.  Lalu ada narasi tentang Kedatuan Sriwjaya dari peninggalan prasasti,  foto dua candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya, cerita tentang mandala, hingga silsilah raja Sriwijaya.


Ketika beranjak ke diorama berikutnya aku tertegun. Bagian atas diorama yang menunjukkan  nama dan judul diorama tidak ada. Lalu lorongnya begitu gelap. Aku jadi ragu untuk meneruskan. Akhirnya aku memutuskan turun dan mencoba melihat dari tangga di seberang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun