Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Menyimak Pameran "Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas"

5 Oktober 2023   18:23 Diperbarui: 7 Oktober 2023   14:44 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miss Riboet dulu primadona Sandiwara Orion (sumber gambar: indonesiancinematheque.blogspot.com) 

Pada tahun 1960-an meski budaya barat dilarang, tapi terjadi kesimpangsiuran. Lagu jazz masih sering diputar hanya nama genrenya tak disebut. Ada band yang menggunakan Irama cha cha cha tapi tak dilarang. Tapi nasib malang dialami Koes bersaudara. 

Mereka ditangkap karena membawakan lagu The Beatles saat manggung di sebuah undangan. Lilis Suryani diminta turun panggung ketika membawakan lagu yang dinilai "gila-gilaan". 

Lilis Suryani mengalami peristiwa tidak enak karena lagunya dianggap ala kebaratan (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Lilis Suryani mengalami peristiwa tidak enak karena lagunya dianggap ala kebaratan (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Lantas bagaimana dengan orde Baru? 

Pada masa Orba, kalangan TNI dan perusahaan plat merah mulai banyak membidani band. Band yang dekat dengan TNI misalnya The Blue Diamonds dan Varia Nada Surabaya. Sedangkan band plat merah di antaranya Dharma Putra dan Lloyd. 

Berbeda dengan Orla yang melarang musik barat, Orba memperbolehkan dengan alasan untuk menentang praktik komunis. Nama band dengan istilah asing kembali diperbolehkan. Irama blues dan jazz juga diperbolehkan. 

Nama Dara Puspita dan Indonesian All Star yang digawangi Jack Lesmana melambung hingga ke mancanegara. Ada banyak penyanyi populer yang muncul tahun 1960-an di antaranya Titiek Puspa, Lilis Suryani, Koes Bersaudara, Alwi & Oslan, Dara Puspita, Marini, dan masih banyak lagi. 

Nah album yang dianggap penutup tahun 1960-an adalah Dheg-Dheg Plas karya Koes Bersaudara. Ini adalah album terakhir Koes Bersaudara atau album perdana band tersebut yang berganti nama menjadi Koes Plus. 

Nomo dan Yok Koeswoyo keluar dan digantikan Murry dan Totok Adji Rachman. Album ini laris manis. Lagu mereka Cintamu Telah Berlalu, Manis dan Sayang, dan Kelelawar menjadi hits. 

Titiek Puspa salah satu penyanyi kondang pada tahun 1960-an (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Titiek Puspa salah satu penyanyi kondang pada tahun 1960-an (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Isi pameran ini sungguh bergizi bagi para penikmat musik Indonesia. Ada banyak hal yang menambah wawasanku seputar musik Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun