Agar rasa cinta kepada alam makin besar maka wisatawan juga bisa diajak bertanam dan melakukan adopsi pohon di hutan. Besaran adopsi satu pohon tidak mahal, mulai dari lima puluh ribu rupiah selama setahun.
Edukasi Jangan Mengambil Sesuatu dari Alam
Ada banyak wisatawan yang tak tahu bahwa mengambil sesuatu dari alam seperti tanaman di pegunungan, pasir pantai dan karang itu membahayakan ekosistem dan bisa mengubah bentang alam. Selain itu, tindakan tersebut juga melanggar Undang-undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati. Hukumannya satu tahun kurungan atau denda maksimal Rp50 juta. Wuih hati-hati ya.
Mengurangi Pemakaian Bahan Kimia di Wisma Apung dan Tempat Lainnya
Apabila sedang berlibur dan menginap di wisata apung atau tempat yang masih alami, maka kurangi atau sebaiknya jangan gunakan produk berbahan kimia ketika mandi atau mencuci pakaian, agar alam tetap lestari. Ada ragam tanaman dan bahan alami yang bisa digunakan untuk membersihkan tubuh yang bisa dipelajari dari masyarakat setempat. Wawasan bertambah, alam juga terjaga.
Membatasi Jumlah Wisatawan
Jangan hanya karena duit, maka wisatawan dibiarkan membludak. Yang ada malah bakal rugi besar, alam rusak dan tak akan menarik perhatian wisatawan lagi. Penting bagi pengelola wisata alam di Indonesia untuk membatasi jumlah pengunjung.
Di pantai Tiga Warna, misalnya. Jumlah pengunjung dibatasi maksimal 100 orang tiap dua jam. Ini penting demi kelestarian dan kenyamanan pengunjung tersebut. Kebijakan ini bisa ditiru pengelola wisata alam lainnya agar keindahan dan kelestarian wisata alam tersebut terjaga.
Alam Indonesia luar biasa indah. Dari pegunungan hingga perairan semuanya indah. Oleh karenanya kita patut bangga dengan alam kita. Di Indonesia aja sudah banyak panorama indah yang bisa dinikmati. Tapi jangan lupa untuk menjadi wisatawan yang teredukasi dan bertanggung jawab. Agar alam tetap indah dan bisa dinikmati dari satu generasi ke generasi lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H