Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gugatan dan Kritikan Picu LSF ke Arah Lebih Baik

9 Juli 2022   22:54 Diperbarui: 9 Juli 2022   23:10 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anjangsana ke LSF bersama Ketua LSF (dokpri) 

Ada yang sampai tiga kali. "Ada yang sampai delapan kali," tukas Nasrullah, Ketua Komisi I Bidang Penyensoran. Dari catatan sensor film itulah kemudian pemilik melakukan revisi, bisa adegannya dipotong atau dilakukan syuting lagi. 

Setelah film direvisi sesuai catatan sensor, diperiksa lagi, jika sesuai maka baru diberikan Surat Tanda Lulus Sensor. Film setelah mendapat SLTS ini terus diawasi karena dikuatirkan terjadi hal-hal seperti kasus "Libertines".

Ya LSF masih diperlukan agar hal-hal negatif tidak terserap oleh masyarakat luas dan untuk mengklasifikasikan usia tontonan. Hingga saat ini tugas LSF mencangkup film layar lebar, juga film, sinetron, dan iklan yang tayang di televisi. Film dan serial di platform OTT tidak diawasi oleh LSF, oleh karenanya LSF mengajak masyarakat untuk melakukan sensor mandiri dengan menonton sesuai peruntukan usia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun