Itu kasus yang menarik.
Gugatan berikutnya tentang standar sensor pada tahun 1970an . Hal ini dikarenakan film "Tiada Maaf Bagimu" banyak menuai guntingan sensor. Sedangkan film "Insa Kesepian" malah lolos, padahal tingkat kebrutalan adegannya lebih parah.
Peristiwa lainnya adalah gugatan ke Mahkamah Konstitusi yang dilakukan oleh insan film. Mengutip dari halaman 36 buku tersebut gugatan tersebut mempertanyakan transparansi, kinerja, dan komposisi LSF.  Lembaga ini dianggap menghambat kemajuan industri film dan  tidak melakukan apa-apa terhadap sinetron yang sarat dengan adegan kekerasan.
Gugatan tersebut disampaikan oleh Mira Lesmana, Riri Riza dan kawan-kawan yang tergabung dalam Masyarakat Film Indonesia. Mereka menilai komposisi dan kinerja LSF tak akan mampu untuk menilai sekian ribu film, sinetron, dan iklan tiap bulannya.
Dalam sehari mereka harus menyelesaikan rata-rata 109 judul pada tahun 2007 berdasarkan penelusuran Tempo. Jadi apakah mereka menonton dengan dipercepat hingga menemukan hal yang sesuai batasan sensor? Lantas bagaimana dengan sinetron kejar tayang, yang baru selesai syuting hari itu dan tayang pada hari itu juga?
Mereka menilai LSF juga otoriter dan penentu keputusan tunggal. Maks dari itu Mira dan kawan-kawan mengusulkan agar LSF tidak menyensor film melainkan hanya sebagai lembaga klasifikasi film sesuai usia, Â yakni segala umur, remaja, dan dewasa.
Gugatan Mira Lesmana dkk kalah di MK. Saat itu mereka juga menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk dari FPI. Banyak pihak merasa keberadaan LSF masih penting dalam urusan sensor-menyensor.
Nah dalam kesempatan istimewa Anjangsana ke LSF ini Ketua LSF juga bercerita tentang hal tersebut. LSF telah berubah.
LSF tidak boleh menolak film, Â ujarnya. Tidak ada lagi penafsiran film tunggal, lanjutnya.
Kini tak ada lagi gunting film karena LSF juga peduli akan property right. Bagian yang disensor dicatat waktunya, menit ke berapa dan detik ke berapa hingga berapa. Setelah film disensor, maka dikembalikan. Jika pemiliknya keberatan, maka ia boleh datang dan berdialog.