Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Horor yang Sedih dalam "Antlers"

27 Januari 2022   17:57 Diperbarui: 27 Januari 2022   17:58 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lucas anak laki-laki malang yang mendapat perhatian dari gurunya (sumber gambar: IMDb)

Lucas anak laki-laki malang yang mendapat perhatian dari gurunya (sumber gambar: IMDb)
Lucas anak laki-laki malang yang mendapat perhatian dari gurunya (sumber gambar: IMDb)


Para penonton diajak bersimpati kepada Lucas. Bagaimana ia mengurus ayah dan adiknya, dan mengesampingkan rasa takutnya. Tubuhnya kurus dan pucat karena ia kurang makan. Bajunya pun memiliki lubang-lubang kecil. Lucas diperankan dengan apik oleh Jeremy T. Thomas.

Penampilan Keri Russell sebagai guru yang mengalami trauma masa kecil juga patut diberikan apresiasi. Ia juga berhasil menjadi salah satu penggerak cerita. Sosok Jesse Plemons sebagai si sherif juga menarik apabila melihat interaksinya bersama si kakak, Julia lewat dialog-dialognya.

Dari segi produksi, film ini cukup rapi. Film berhasil menampilkan suasana sepi, muram, dan suram yang ada di lingkungan rumah Lucas dan hutan-hutan tempat Lucas menjelajah, mencari makanan buat si ayah dan adiknya. Hutan, rel kereta, dan lorong tambang yang sepi terasa begitu hening dan menyimpan misteri.

Denting piano, suara jangkerik, dan deru nafas hewan buas ikut menyumbang suasana yang mencekam. Bunyi hujan deras dan orkestra yang intens memberi tanda film akan memasuki bagian klimaks. Skoringnya pas dan berhasil menggiring suasana. Divisi skoringnya dipimpin oleh Javier Navarrete.

Desain sosok monster dalam film ini juga mencekam. Seperti sosok mimpi buruk dalam cerita rakyat. Dan seperti judulnya, "Antlers" maka monster di sini memiliki tanduk seperti milik rusa.

Film ini berhasil menyuguhkan kisah yang mencekam dengan tone yang sedih. Film ini mengingatkanku pada horor berjudul "Mama" yang juga memiliki nuansa yang nelangsa.

Penggerak cerita salah satunya adalah Lucas yang ayah dan adiknya jadi korban makhluk mitos (sumber gambar: IMDb)
Penggerak cerita salah satunya adalah Lucas yang ayah dan adiknya jadi korban makhluk mitos (sumber gambar: IMDb)


Formula cerita dalam film ini memang tak baru, biasa dijumpai dalam film horor pada umumnya. Namun tetap menarik untuk disimak  

Oh iya jangan ajak anak kecil ya nonton film ini. Film "Antlers" memiliki rating usia 17 tahun bukan tanpa alasan. Dalam film ini ada banyak gambar yang mengerikan, adegan yang brutal, dan korban manusia yang terkoyak.
Skor: 7/10.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun