Selain masalah keamanan, kondisi di dalam gerbong kereta api pada masa itu juga dianggap tak layak. Bangku rusak, banyak kutu dan toiket kereta pun begitu kotor. Selain itu ada saja penumpang yang tak membayar tiket perjalanan.
Djuanda lalu mengajak para pemuda untuk membersihkan dan memperbaiki kondisi itu. Ia berharap penumpang bisa merasa nyaman saat bepergian.
Dalam arsip nasional, terdapat informasi bahwa ia hadir di upacara pembukaan kereta api cepat dari Jakarta menuju Surabaya. Peluncuran tersebut diadakan HUT KAI, 28 September,1950.
Mantan perdana menteri dan juga mantan menteri keuangan ini wafat pada tahun 7 November 1963. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
Atas jasanya, KAI mengabadikan nama Juanda sebagai nama stasiun. Pada masa kepemimpinan Jonan, KAI juga menyematkan nama Djuanda sebagai nama pusat diklat (Pusdiklat) KAI di Bandung menjadi Pusdiklat Ir H. Djuanda. Peresmian nama ini diadakan pada HUT KAI pada tahun 2014.
Sebentar lagi KAI merayakan hari jadi. Terima kasih Djuanda atas perjuangan dan pengabdian kepada negara hingga akhir hayat.
Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H