Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ir. H. Djuanda dan Perannya di Perkeretaapian Indonesia

3 September 2021   09:31 Diperbarui: 3 September 2021   09:31 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Djuanda ikut memimpin perebutan kereta api dari tangan Jepang | sumber gambar: Trto.id

Djuanda menjadi salah satu tokoh kereta api | sumber gambar: suaramuhammadiyah.id
Djuanda menjadi salah satu tokoh kereta api | sumber gambar: suaramuhammadiyah.id
Selain masalah keamanan, kondisi di dalam gerbong kereta api pada masa itu juga dianggap tak layak. Bangku rusak, banyak kutu dan toiket kereta pun begitu kotor. Selain itu ada saja penumpang yang tak membayar tiket perjalanan.

Djuanda lalu mengajak para pemuda untuk membersihkan dan memperbaiki kondisi itu. Ia berharap penumpang bisa merasa nyaman saat bepergian.

Dalam arsip nasional, terdapat informasi bahwa ia hadir di upacara pembukaan kereta api cepat dari Jakarta menuju Surabaya. Peluncuran tersebut diadakan HUT KAI, 28 September,1950.

Mantan perdana menteri dan juga mantan menteri keuangan ini wafat pada tahun 7 November 1963. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Djuanda pernah menjabat sebagai Menteri Muda Perhubungan | sumber gambar Anri.sikn.go.id
Djuanda pernah menjabat sebagai Menteri Muda Perhubungan | sumber gambar Anri.sikn.go.id

Atas jasanya, KAI mengabadikan nama Juanda sebagai nama stasiun. Pada masa kepemimpinan Jonan, KAI juga menyematkan nama Djuanda sebagai nama pusat diklat (Pusdiklat) KAI di Bandung menjadi Pusdiklat Ir H. Djuanda. Peresmian nama ini diadakan pada HUT KAI pada tahun 2014.

Sebentar lagi KAI merayakan hari jadi. Terima kasih Djuanda atas perjuangan dan pengabdian kepada negara hingga akhir hayat.

Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun