Lalu ada jembalang, semacam liliput. Ia hanya mengintip dari balik semak-semak lalu kembali menghilang. Oooh ini menarik ini di mana?
Nero mendekatiku. Ia menaruh kaki depannya ke pundakku. Karena lemas dan tegang, aku masih jatuh terduduk. Ia berkata lewat pikiran. Jangan takut, kita akan terus berlari dan menikmati panorama sana-sini. Ini kesempatanmu.
Nero. Ia membiarkanku memeluknya. Neroku, aroma tubuhnya masih sama seperti dulu. Ia Nero yang kukenal. Nero yang pernah mencuri ayam kampung. Â Nero yang pernah mencopet daging kurban yang baru kurebus. Nero yang manis dan nakal.
Yuk kita kembali berlari. Ia melepaskan diri dan kemudian kembali melesat.
Nero, tunggu aku. Bunga-bunga ini nampak lebih besar dan berwarna-warni. Peri-peri bunga nampak berayun-ayun di daun membawa ember kecil berisi madu. Ada sekelompok jembalang asyik berpiknik. Di bagian yang dekat sungai dan pohon besar, ada seekor kelinci mengenakan dasi kupu-kupu dan beruang madu bertopi tinggi menari-nari.
Indahnya.
Di depan adalah pohon-pohon yang rimbun. Aku cemas. Nero akan membawaku ke mana?
Kami masuk ke rimba. Pohon-pohon mulai menjarang. Kini pohon-pohonnya begitu tinggi dan tua. Seperti dalam kisah "The Lord of The Rings".
Ada kunang-kunang. Begitu banyak di sudut sana. Warnanya kuning dan juga ada yang ungu.
Kulihat faun yang membawa buku dan nampaknya hendak pulang ke rumah. Ia berjalan terburu-buru.
Di bagian hutan dekat pohon oak, ada Mr. Fox. Dandanannya rapi. Ia nampak ya baru pulang dari pesta.