Kadang aku bertanya
Untuk apa masih saja
Keras paksa apa yang
sudah mati dari lama?
"Hormat Kepada Angin" memiliki lirik yang puitis dan simbolik. Bagaimana bila seseorang yang disayangi kemudian berlalu seperti angin. Tak ada yang bisa dilakukan selain melepaskannya pergi.
Hormat kepada angin
Datang membawa musim
Dingin, lalu diambil
Ia pergi
Timur meniup bisu
Bahwa aku tak mampu
Buat lagi kau senyum
Kau menjauh
Tembang "Seperti Takdir yang Kita Tulis" memiliki nada yang ear catchy. Liriknya bercerita tentang mimpi-mimpi dari sepasang kekasih yang kemudian terburai. Ketika angan tak terwujud, apa yang harus dilakukan?
Lalu, lalu, lalu, lalu
Bagaimana waktu berhenti bodoh di masa lalu?
Lalu, lalu, lalu
Secepatnya aku berhenti berjalan
"Menangis di Jalan Pulang" memiliki lirik yang sedih. Tentang perpisahan yang membuat nestapa hingga berderai air mata. Saling marah dan saling caki maki, lupa kalau dulu saling mencintai.
Nuansa lagunya juga muram dan sedih. Lagu ini cocok didengar bagi yang ingin membuat cerita sedih tentang perpisahan.
Lagu "Dan, Selesai" seolah-olah sebagai penutup, ketika sudah ikhlas untuk berpisah dan memulai hidup yang baru. Lagu yang menenangkan setelah proses berpisah yang tak menyenangkan.
Ini lagu terakhirku
Kutulis baru
Cinta yang lalu bukan kulupa
Tapi ku harus