Nadin Amizah punya cara unik untuk merayakan hari ulang tahunnya, 28 Mei. Penyanyi yang namanya melambung sejak berduet dengan DJ Dipha Barus ini merilis mini album. Ada lima lagu dalam mini album berjudul "Kalah Bertaruh".
Nadin adalah penyanyi muda yang potensial. Ia memiliki warna vokal yang unik dan gaya bernyanyi yang khas. Selain itu ia punya kemampuan menulis lagu-lagunya sendiri.
Ketika ia masih berusia 17 tahun ia menyentak publik lewat duetnya bersama DJ Dipha Barus. Lagu duet berjudul "All Good" ini cukup kerap diputar di radio dan menjadi tembang tema sebuah iklan produk komersil. Lewat "All Good", Nadin meraih AMI Award 2017 bersama Dipha Barus untuk kategori Best Dance atau Electronic Production.
Ia meraih penghargaan AMI keduanya pada tahun 2019. Dua sekaligus, lewat lagu "Rumpang".
Kini Nadin merilis album keduanya, yang seperti tahun sebelumnya ia merilisnya pada hari ulang tahunnya. Sebuah kado ulang tahun yang unik bagi dirinya dan penggemarnya.
Lagu-lagu Nadin umumnya pop melankolis. Musik iringannya minimalis sehingga pendengar bisa lebih menikmati kualitas vokal Nadin. Tema-tema lagunya adalah hal-hal yang umum dijumpai di sekeliling, dengan judul dan lirik yang bernas dan menarik.
Kali pertama jatuh cinta dengan karya Nadin lewat "Rumpang". Judulnya tak umum dan liriknya menarik, tentang rasa takut kehilangan orang yang disayang.
Dalam mini album "Kalah Bertaruh", ada lima lagu di dalamnya. Lagu-lagu tersebut adalah "Sebuah Tarian yang Tak Kunjung Selesai", "Hormat Kepada Angin", "Seperti Takdir yang Kita Tulis", "Menangis di Jalan Pulang", dan "Dan, Selesai".
Lirik lagunya semuanya ditulis oleh Nadin. Sedangkan komposisi musiknya dibuatnya bersama Zulqi Lael Ramadhana dan Kevin Rinaldi.
Mini album ini lewat deskripsi di video musiknya memiliki tema tentang proses penerimaan diri seseorang ketika berselisih takdir dengan seseorang yang disayanginya. Prosesnya dari bertahan, berjuang, melepaskan, lalu mengikhlaskannya. Meski kemudian berada di jalan masing-masing, masing-masing akan berbahagia.
"Sebuah Tarian yang Tak Kunjung Selesai", lagu dengan irama yang lembut. Lagu ini mempertanyakan hubungan yang dipaksa untuk masih bersama meski sudah tak sejalan.
Kadang aku bertanya
Untuk apa masih saja
Keras paksa apa yang
sudah mati dari lama?
"Hormat Kepada Angin" memiliki lirik yang puitis dan simbolik. Bagaimana bila seseorang yang disayangi kemudian berlalu seperti angin. Tak ada yang bisa dilakukan selain melepaskannya pergi.
Hormat kepada angin
Datang membawa musim
Dingin, lalu diambil
Ia pergi
Timur meniup bisu
Bahwa aku tak mampu
Buat lagi kau senyum
Kau menjauh
Tembang "Seperti Takdir yang Kita Tulis" memiliki nada yang ear catchy. Liriknya bercerita tentang mimpi-mimpi dari sepasang kekasih yang kemudian terburai. Ketika angan tak terwujud, apa yang harus dilakukan?
Lalu, lalu, lalu, lalu
Bagaimana waktu berhenti bodoh di masa lalu?
Lalu, lalu, lalu
Secepatnya aku berhenti berjalan
"Menangis di Jalan Pulang" memiliki lirik yang sedih. Tentang perpisahan yang membuat nestapa hingga berderai air mata. Saling marah dan saling caki maki, lupa kalau dulu saling mencintai.
Nuansa lagunya juga muram dan sedih. Lagu ini cocok didengar bagi yang ingin membuat cerita sedih tentang perpisahan.
Lagu "Dan, Selesai" seolah-olah sebagai penutup, ketika sudah ikhlas untuk berpisah dan memulai hidup yang baru. Lagu yang menenangkan setelah proses berpisah yang tak menyenangkan.
Ini lagu terakhirku
Kutulis baru
Cinta yang lalu bukan kulupa
Tapi ku harus
Sebuah mini album yang menarik dari Nadin. Selamat ulang tahun Nadin meski terlambat mengucapkannya.
