Ketika mendengarkan lagu ini kini, emosiku juga tetap senang dan bahagia. Aku teringat dengan sebuah momen mendengarkan Dolores menyanyikan lagu ini di konsernya di Jakarta. Dan saat itu aku menyimak penampilannya bersama pasanganku.Â
Lagu yang membuatku sedih dan teringat akan kematian Dolores yang tragis adalah "In The End". Apabila kalian mengikuti The Cranberries pasti paham band Irlandia ini sering melakukan eksperimen dengan musik-musiknya. Namun entah kenapa dalam album terakhir ini mereka kembali ke 'akarnya'. Musik dalam lagu-lagu ini kembali ke nuansa 90-an, seperti awal-awal The Cranberries hadir.Â
Setiap mendengarkan "In The End", aku tak bisa menahan haruku. Lagu ini adalah salah satu lagu yang dibawakan Dolores menjelang kematiannya. Liriknya jika diperhatikan baik-baik seperti memberikan alarm ini menurutku lagu perpisahan Dolores. Lagu ini memberikanku emosi dan rasa yang pahit dan getir setiap kali aku mendengarkannya.Â
Mendengarkan tembang favorit, turut menghadirkan kenangan dan emosi. Namun merasai kenangan dan emosi itu tak selalu buruk. Ia membuatku ingat bahwa aku pernah melalui momen-momen sedih, gembira, pahit, dan marah. Kenangan dan emosi itu membentukku kini.
Sering kali emosi dan kenangan dari lagu itu membuatku terinspirasi, menuliskan sebuah puisi, prosa, atau sekadar tulisan curhatan seperti tulisan ini. Ketika aku perlu dialog dan nuansa yang sedih dari cerita, aku cukup mendengarkan lagu "In The End" untuk memunculkan emosi itu.Â
Bila aku membuat tokoh ceritaku jatuh cinta, aku bisa mendengarkan "Dreams" dari The Cranberries. Bila ingin menulis puisi yang penuh luapan marah, cukup dengar lagu-lagu dalam album pertama Linkin Park atau Slipknot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H