Biasanya stres juga menimpa sebagian ibu muda pasca melahirkan. Tingkat stres pasca melahirkan berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Journal of Adolescent Health, lebih tinggi dialami mereka yang memiliki anak sebelum usia 21 tahun. Kondisi ini dilansir dari BBC (14/4) dipicu perubahan hormon, mental sebagai ibu yang belum siap, dan kondisi emosional yang masih belum stabil.
Bila beban mental tak mampu dikelola dengan baik maka yang terjadi si ibu muda bisa mengalami depresi. Di kasus-kasus yang ditulis di media ada seorang Ibu yang kemudian ingin membunuh anaknya, ada juga yang ingin bunuh diri dan sebagainya. Ini contoh-contoh kasus perempuan yang mengalami gangguan kesehatan mental di mana sangat berbahaya bila terlambat ditangani.
Pentingnya Konseling Pra Nikah dan Tindakan Kuratif
Masalah pernikahan muda bukan hanya pekerjaan rumah bagi Kementerian Perempuan dan BKKBN, namun juga melibatkan berbagai institusi dan elemen masyarakat seperti lembaga agama, sekolah, dan orangtua.
Orangtua dan anak-anak perlu diberikan penyuluhan segi buruknya pernikahan muda. Dampak pernikahan muda, isu kesehatan mental dan reproduksi juga perlu disosialisasikan di sekolah dan oleh berbagai institusi. Sosialisasinya bisa satu paket dengan sosialisasi bahayanya pergaulan bebas atau juga bisa terpisah.
Bagi pasangan yang akan menikah juga sebaiknya mengikuti konseling pra nikah, sehingga mentalnya siap juga paham dengan hak kewajiban sebagai suami dan istri.
Bagaimana dengan mereka yang mengalami gangguan mental? Jika gangguannya sudah hadir seperti mulai menarik diri, lesu, dan sebagainya maka perempuan perlu segera mendapatkan bantuan profesional.Â
Saat ini belum banyak puskesmas yang memiliki psilolog klinis, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental juga belum merata. Masih ada stigma kurang baik bagi mereka yang mengalami gangguan mental.
Kementerian Kesehatan sebenarnya punya aplikasi Sehat Jiwa yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan mental seseorang. Ia bisa diunduh di gawai,dalah satunya melalui alamat websitenya.Â
Di dalamnya memuat kuesioner yang perlu dijawab jujur untuk mengetahui apakah ia sehat atau perlu mengikuti konseling. Di aplikasi ini juga diberikan informasi deteksi dini kesehatan mental serta puskesmas/tempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu menangani masalah gangguan mental dan kejiwaan.
Referensi: satu , dua, dan tigaÂ