Saat ia mendekati danau ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ada tangga. Dani memandanginya. Sejak kapan ada tangga di sini, apakah orang tua atau tetangganya yang membawanya.
Tangga itu tidak tinggi. Hanya sekitar belasan anak tangga. Ia merasa tak asing dengan tangga tersebut. Seperti tangga yang pernah ada di rumahnya sekian waktu lalu. Hemmm sepertinya ayahnya yang membawanya ke sini. Tapi untuk apa?
Tangan Dani mencoba meraih pegangan tangga tersebut. Ada perasaan aneh menjalar. Dani mencoba melepas genggamannya. Tidak bisa....
Zappp...Dani pun lenyap.
***
Dina yang baru selesai melakukan pemanasan merasa kesal akan saudara kembarnya. Duh tak sabar banget sih sampai meninggalkannya.
Ia memincingkan mata, nampaknya saudaranya itu berlari kencang hingga tak nampak.
Sunyi...sepertinya angin sedang enggan melintas. Dina merasa ia sedang sendirian. Suara pijakan kakinya yang sedang berlari seakan-akan menggema.
Ke mana sih Dani sekarang. Dina berteriak memanggilnya. Ia sudah ada di dekat danau. Tapi ke mana saudaranya tersebut? Apakah ia sedang berencana mengecohnya?
Dina merasa tak nyaman. Lalu pandangannya beralih ke tangga. Tangga itu. Dina ketakutan.
Ia tak mau mendekat ke tangga. Ini alarm bahaya. Ia pun berlari kencang menuju rumahnya. Dina merasa was-was dengan nasib saudaranya.