Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Sumur Resapan hingga Mengumpulkan Jelantah untuk Jaga Lingkungan

17 Desember 2020   21:47 Diperbarui: 17 Desember 2020   22:06 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komposter mungil di rumah (dokpri)

Minyak jelantah rupanya berbahaya bagi lingkungan (sumber: greeners)
Minyak jelantah rupanya berbahaya bagi lingkungan (sumber: greeners)
Nah, aku baru kembali memikirkannya ketika Senin (14/11) Bu RT menyampaikan pengumuman agar warga bersedia mengumpulkan minyak jelantah dalam botol atau kaleng. Eh untuk apa? Banyak warga yang keheranan dan bertanya-tanya.

Bu RT menjelaskan ini adalah arahan ketua PKK Provinsi. Nantinya minyak jelantah dikumpulkan di tiap RW lalu akan ada petugas yayasan yang mengumpulkan dan mengolahnya. Minyak jelantah ini akan diolah menjadi bio diesel dan bisa menjadi bahan pendukung pembuatan sabun. Potensi bio diesel dari minyak jelantah ini sangat besar berdasarkan data dari katadata (7/2020). Ada sekitar 1,6 miliar liter minyak jelantah di Indonesia yang bisa mencukupi 32 persen dari total produksi bio diesel di Indonesia. Wow.

Infografis potensi minyak jelantah (sumber: katadata)
Infografis potensi minyak jelantah (sumber: katadata)
Rupanya berdasarkan sejumlah penelitian, minyak jelantah ini dapat mencemari tanah dan air. Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta yang dikutip Greeners (2016) pencemaran di badan-badan air terutama disebabkan oleh peningkatan minyak jelantah yang dibuang sembarangan.

Minyak ini kemudian mengendap di dasar air, merusak ekosistem perairan. Ia juga memacu bau tak sedap dan perubahan warna menurut Budiawan, ahli toksikologi kimia Universitas Indonesia yang dikutip Kompas (9/2020).

Oleh karena banyak masyarakat yang tak sadar bahayanya, termasuk aku, maka sosialisasi pun dilakukan ke tiap-tiap RT. Warga dihimbau mengumpulkan minyak jelantah dan dikumpulkan ke perangkat RT. Aku juga mulai ikut mengumpulkan. Apakah kalian sudah ikut mengumpulkan minyak jelantah?

Akhir-akhir ini jarang masak,jadi masih sedikit minyak jelantahnya (dokpri)
Akhir-akhir ini jarang masak,jadi masih sedikit minyak jelantahnya (dokpri)
Banyak Ilmu di Danone Reunite

Jumat lalu (11/12) kami alumni Danone Blogger I , II, dan Alumni Vlogger Academy mendapatkan undangan untuk kumpul-kumpul dalam acara yang diberi tajuk Danone Reunite. Dipandu oleh Yosh Aditya acara berlangsung seru dari pukul 13.30 hingga jelang pukul 18.00.

Setelah pembukaan oleh Arif Mujahidin, Communication Director Danone Indonesia. Ada tiga materi yang diberikan dan juga games yang menarik, serta doorprize. Materi tersebut adalah materi tentang penulisan oleh Wakil Pimred Kompas Tri Agung Kristanto dengan judul "Berpikir Positif Mulailah dari Bernafas"; materi kesehatan oleh dr Muhammad Soffiudin tentang "Revolusi Gaya Hidup Sehat di Tengah Pandemi Covid-19"; dan materi pembuatan infografis oleh Niko Julius "Membuat Infografis yang Menarik untuk Kontenmu".

Kemudian kami ditantang untuk membuat infografis hanya dalam waktu 25 menit. Wah ini bikin deg-degan karena waktunya begitu singkat.

Materi-materinya menarik dan bermanfaat. Pastinya masa pandemi ini ada perubahan gaya hidup, namun jangan terlena dan tetap perlu melakukan kebiasaan sehat yaitu berolah raga, menyantap makanan sehat, dan jangan lupa untuk beristirahat yang cukup.

Dipandu Yosh Aditya (tangkapan layar webinar)
Dipandu Yosh Aditya (tangkapan layar webinar)
Aku juga senang mendapatkan materi tentang jurnalistik warga dari hal-hal yang dekat di lingkungan kita. Lewat bau dan aroma ada banyak hal yang bisa disampaikan lewat tulisan. Ini sungguh menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun