Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gerimis dan Klanis

2 Maret 2020   08:28 Diperbarui: 2 Maret 2020   08:27 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kla itu seru, ujarku. (Sumber gambar: beritajowo.com)

"Suka Kla Project?" Pria dengan kaus bergambar vokalis band Nirvana itu menegurku. Aku menengok ke arahnya dan mengangguk ringan.

Gara-gara ibuku, aku jadi menyukai band satu ini. Ibuku langsung jatuh hati ketika mendengarkan "Yogyakarta". Hampir setiap hari lagu-lagu dari album "The Best KLa" meramaikan rumah. Dari "Tentang Kita", "Anak Dara", "Tak Bisa Ke Lain Hati", "Semoga", dan "Waktu Tersisa".

Ketika mendengarkan tembang "Waktu Tersisa" hatiku meletup. Aku bertanya ke Ibu. "Bu, mengapa mereka harus mengakhiri, bukankah mereka saling mencintai?" Ibu mengelus rambutku dan bercerita bahwa hubungan cinta itu terkadang tak mulus.

Aku yang waktu itu masih belia mengangguk-angguk, tak begitu paham dengan yang disampaikan Ibu.

...Adakah waktu tersisa,
Menjaga kita tetap sejiwa?

Ibu kemudian juga mengoleksi album "Ungu". Album ini membuatku tertegun menyelami cerita yang dibagikan oleh Katon, Lilo, dan Adi. Dari kisah patah hati "Terpuruk Ku Di Sini" dengan saxophone yang menghanyutkan. Berganti dengan kisah cinta yang menggebu dalam "Satu Kayuh Berdua".

Aku kemudian entah kenapa rasanya ingin menangis ketika menyimak "Hidup Di Seputarku".

Kasih t'lah memudar, sekejap
Sana sini seteru
Norma yang merapuh
Karena angkara
Insan saling berlomba
Memperebutkan kuasa...

Kemudian aku terkagum-kagum mendengarkan simfoni "Heidelberg '92". Hanya iringan musik. Tapi ketika mendengarnya hatiku terasa terisi penuh. Aku tak percaya ketika mendapatiku bergerak menari diiringi instrumentalia tersebut.

Apakah aku suka Kla Project? Aku mengangguk. Rasa suka ini ditularkan oleh Ibuku.

Kini aku sedang mencari album kasetnya. Album Ibuku raib entah ke mana. Ibu berpesan kepadaku untuk mencarinya agar koleksinya tetap lengkap.

Kla itu seru, ujarku. (Sumber gambar: beritajowo.com)
Kla itu seru, ujarku. (Sumber gambar: beritajowo.com)
"KLa itu seru. Kamu juga suka?" Aku ragu dengan pertanyaanku karena ia menggunakan kaus Nirvana. Mungkin ia penggemar grunge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun