Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makanan dengan Level Kepedasan Kenapa Masih Digemari?

21 November 2019   23:26 Diperbarui: 21 November 2019   23:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karena penggemar masakan pedas begitu banyak sehingga permintaan cabe pun besar (sumber: money.kompas.com)

Wah nggak lagi deh menyantap masakan yang begitu pedas. 

Kapok lombok. Janji tak menyantap masakan pedas biasanya hanya janji di mulut. 

Masakan pedas entah kenapa bikin ketagihan. Rasa pedas yang menyiksa dikaitkan dengan dorongan agar nafsu makan bertambah. Zat dalam cabe, capsaicinoid konon mendorong tubuh mengeluarkan zat dopamin dan endorfin yang membuat tubuh merasa pedas itu nikmat dan menyenangkan. 

Selain mendorong nafsu makan, ada perasaan kemenangan ketika berhasil mengalahkan tantangan kepedasan. Mereka yang berhasil menyantap level pedas yang tinggi merasa bangga dengan prestasinya tersebut. 

Tapi masakan yang begitu pedas sebenarnya juga bisa berbahaya bagi tubuh. Terutama pada lambung. Ia bisa menyebabkan perut terasa terbakar, peradangan pada lambung, diare, dan perasaan tak nyaman lainnya pada tubuh. 

Kini aku merasa kapok makan masakan pedas. Tapi besok bisa jadi pikiranku berubah. 

Mau level pedas berapa? (Dokpri)
Mau level pedas berapa? (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun