Kemudian juga ada film "Wolter Monginsidi" yang dibintangi Roy Marten. Wah, rupanya ada banyak film lawas tentang pahlawan dan para tokoh penyebar agama Islam. Lainnya ada "Para Perintis Kemerdekaan", "Serangan Fajar", "Lebak Membara", dan "Pasukan Berani Mati".
Poster "Perwira Ksatria"kemudian menarik perhatianku. Aku ingat pernah mendengar film ini tapi belum pernah menyaksikannya. Film ini dibintangi Dede Yusuf dan Donny Damara. Posternya nampak keren dengan latar pesawat terbang, bak "Top Gun"-nya Indonesia.
Era film panas kemudian ditandai dengan poster-poster dengan bintang panas seperti Sally Marcellina. Di antaranya "Kembalinya Janda Kembang", "Permata Biru", dan "Mandi Madu" dengan masing-masing dibintangi Sally Marcelina, Meriam Bellina, dan Elvy Sukaesih.
Film laga pada masa itu juga begitu banyak dengan bintang seperti Barry Prima, Ratno Timoer, Advent Bangun, dan George Rudy. Judul-judul seperti "Legenda Damarwulan Minakjinggo", "Jaya Prana","Si Buta dan Jaka Sembung", "Ken Arok Ken Dedes", "Babad Tanah Leluhur", "Melacak Tanah Harimau", dan "Pandji Tengkorak".
Film Lawas Ini Masih Bisa Dinikmati
Pak Hariadi kemudian meminta stafnya untuk memutar salah satu film yang merupakan gabungan dari cuplikan beberapa film. Trailer ala layar tancap.
Lampu kemudian dimatikan dan gorden pun ditutup. Ruangan menjadi gelap dan cahaya hanya dari layar. Aku tak bisa menebak judul film yang ditebak. Awalnya adalah film drama kemudian lainnya adalah film horor yang mencekam.
Cerita Tentang Kejayaan Layar Tancap dan Bioskop-bioskop di Malang
Usiamu berapa? Aku kemudian menjawab. Ia kemudian bertanya tentang bioskop-bioskop di Malang yang kuingat dan telah hilang.
Aku pun menyebut nama Kelut, Irama, Presiden, Merdeka, dan Mutiara. Ia menanggapi bahwa bioskop-bioskop tersebut masih masuk generasi kesekian, masih banyak bioskop yang lebih lawas di Malang.