Berkunjung ke sebuah tempat terkadang tak lengkap jika tak menyempatkan diri ke masjid. Bentuk masjid di tiap daerah memiliki kekhasan dan cerita tersendiri. Bahkan, beberapa di antaranya memiliki kaitan dengan kisah-kisah kepahlawanan.
Cerita lawatan ke masjid diawali sejak masa kuliah. Waktu itu aku diajak teman-teman untuk merasakan sholat di masjid yang berbeda-beda. Ada berbagai hal yang membuat pengalaman di masjid A berbeda dengan masjid B, seperti bentuk menara dan atapnya, bentuk mimbar dan bedugnya, bacaan Imam dan sebagainya.
Ada kisah menarik ketika aku merasakan rihlah di kawasan Bangkalan, Madura Tempat wudlu di sana memiliki kolam, sehingga setelah berwudlu maka kaki akan basah. Kawanku yang tidak tahu-menahu kebiasaan itu mengiranya air kolam tersebut muncul karena hujan dan kotor. Maka ia pun menguras kolam tersebut dan mengeringkannya. Takmir masjidnya pun melongo. Pengalaman menarik itu bertambah ketika mengunjungi Masjid Istiqlal. Kunjungan ke Masjid Istiqlal yang paling berkesan ketika aku ikut menjadi peserta kegiatan sosial bersih-bersih masjid. Waktu itu bulan puasa dan aku mendapat bagian membersihkan tempat wudlu di Istiqlal. Meskipun masih pagi, keringatku bercucuran. Tapi rasanya menyenangkan dan menjadi sebuah pengalaman berkesan. Â
Seperti apa sih kisahku bersama masjid-masjid di Jawa. Berikut di antaranya:
Masjid Al Alam -- Marunda, Jakarta Utara
Perjumpaanku dengan Masjid Al Alam atau yang juga disebut Masjid Si Pitung ini tak kurencanakan. Kami berdua tiba-tiba ingin berkunjung ke Rumah Si Pitung. Ketika hendak sholat Dhuhur, warga di sana menyarankan untuk sholat di masjid yang konon sudah berusia ratusan tahun.
Masjid ini memiliki kaitan dengan tokoh si Pitung, salah satu pahlawan Betawi. Dikisahkan si Pitung sering bermain dan berlatih silat di masjid ini. Ia juga suka bersembunyi di masjid ini dari kejaran kompeni. Bangunan peribadatan ini dibangun sekitar abad ke-16 oleh Fatahilah. Masjid ini merupakan masjid tertua di Jakarta, namun bangunannya tetap terawat.
Apabila berkunjung ke Universitas Indonesia Kampus Depok, singgahlah ke Masjid Ukhuwah Islamiyah UI. Bangunan masjid ini didirikan tahun 1992. Â Biasanya Tempatnya luas, bisa menampung sekitar 2000-an jamaah, sehingga juga menjadi tempat beribadah sholat Jumat. Lokasinya juga dekat Danau UI dan banyak pepohonan, sehingga adem.
Saat kali pertama masuk ke masjid ini aku agak bingung dengan tempat wudlu wanita. Setelah menemukan tempat wudlunya, aku lagi-lagi bingung dimana lokasi tempat sholat untuk wanita karena begitu luas. Alhasil aku pun mengekor para mahasiswi dan ternyata lokasinya di lantai dua. Masjidnya selain enak untuk beribadah, juga nyaman untuk belajar.
Masjid Raya At-Taqwa dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa - Cirebon
Ada dua masjid yang ikonik di Cirebon, yaitu Masjid Raya At-Taqwa dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Dua-duanya patut dikunjungi apabila melalang ke Cirebon.
Terhitung dua kali aku mengunjungi Masjid Raya At-Taqwa yang megah. Perasaanku masih sama, terkagum-kagum akan kemegahan masjid ini. Masjid yang dibangun pada tahun 1918 dan telah direnovasi ini menjadi salah satu bangunan ikonik Cirebon. Ada empat menara di sekitar bangunan utama dan sebuah menara setinggi 65 meter. Menara tinggi ini boleh dimasuki pengunjung untuk menyaksikan Cirebon dari ketinggian.
Di kompleks bangunan masjid yang dulunya bernama Tajug Agung ini juga terdapat Islamic Center Kota Cirebon. Halamannya teduh dan memiliki tempat parkir yang luas.
Masjid Agung ini unik karena arsitekturnya merupakan perpaduan gaya Majapahit, Demak, dan Cirebon. Gerbangnya menggunakan merah bata berhiaskan kaligrafi. Namanya sendiri juga menarik, Sang Cipta Rasa, yang berarti bangunan yang mengagungkan Tuhan.
Ketika masih gemar menjadi backpacker, Masjid Agung Jawa Tengah ini menjadi salah satu daftar yang kukunjungi ketika menuju Semarang. Wah aku terkagum-kagum dengan luas dan megahnya kompleks masjid ini dengan pilar-pilarnya yang kokoh. Bangunan masjid yang didirikan tahun 2001 ini arsitekturnya memiliki perpaduan Jawa, Islam, dan Romawi.
Masjid Ageng Karaton Surakarta Hadiningrat -- Surakarta
Saat jalan-jalan ke Surakarta, kami menyempatkan singgah sejenak di Masjid Ageng Karaton Surakarta Hadiningrat. Masjid ini lokasinya tak jauh dari pasar Klewer. Masjid seluas 19,180 meter persegi ini dibangun sejak tahun 1763 dan kemudian dipergunakan sejak tahun 1768.
Masjid Sunan Ampel dan Masjid Cheng Ho -- Surabaya
Masjid yang terkenal di Surabaya di antaranya Masjid Sunan Ampel dan Masjid Cheng Ho. Masjid Ampel ini buka selama 24 jam dan selalu ramai dikunjungi pengunjung, baik yang hendak menunaikan ibadah sholat, berziarah ke makam Sunan Ampel dan keluarga, maupun yang hendak mengikuti pengajian.
Masjid ini didirikan pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel dan sahabatnya, Mbah Sholeh dan Mbah SonHaji serta para santri. Bahannya adalah kayu jati yang kokoh. Di dalam masjid inilah Sunan Ampel bersama para wali dan ulama lainnya berdiskusi tentang agama Islam dan penyebarannya.
Yang seru menuju masjid ini, aku melewati lorong panjang yang waktu itu dipenuhi stan-stan penjual tasbih, peci, sajadah, abaya, kurma, minyak zaitun dan sebagainya. Terakhir aku ke sana pada tahun 2009 dan sepertinya tidak banyak perubahan. Masjid ini makin ramai dikunjungi saat bulan Ramadhan.
Arsitektur khas Tiongkok terlihat pada pemilihan warna merah hijau yang mendominasi masjid ini, juga bentuk pintu masuknya yang menyerupai pagoda. Di bagian samping bangunan juga terdapat relief dan perahu Cheng Ho, salah seorang Laksmana yang juga penyiar agama Islam dari China.
Â
Masjid Tiban dan Masjid Jami' --Malang
Di Malang, kampung halaman, juga ada dua masjid yang populer, yakni Masjid Tiban yang berlokasi di Turen dan Masjid Agung Jami' yang berada di kawasan Alun-alun Kota Malang.
Masjid Agung Jami' berada di tempat yang strategis, di pusat kota Malang. Masjid ini ramai dikunjungi saat bulan Ramadhan dan ketika sholat Id. Â Masjid ini lokasinya tak jauh dengan gereja protestan, Gereja Protestan Indonesia Barat. Ada banyak kisah menarik di antara dua tempat ibadah ini yang menunjukkan toleransi beragama yang indah di kota Malang.
Masjid Agung Jami' didirikan sejak tahun 1890. Denah bangunannya bujur sangkar dan arsitekturnya memadukan Jawa dan Arab. Unsur Jawa terlihat pada atap tajug tumpang dua dan unsur Arabnya dari kubah pada menara masjid.
Kompleks masjid ini begitu luas dan bangunannya memang begitu megah. Hemmm agak sulit menerka gaya arsitektur bangunan ini karena setiap tempat dan bagiannya punya gaya yang berbeda. Ada arsitektur khas Arab, India, Tiongkok, dan juga unsur Jawa tradisional. Macam-macam deh. Dan itulah salah satu sisi menariknya.
Masjid ini seolah-olah memiliki taglineone stop religious travel. Pasalnya di sini juga ada kolam ikan, kolam anak, permainan anak, aquarium, dan tempat menjual suvenir. Unik ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H