Untuk cash bertahap  kami bisa mencicilnya selama tiga tahun, dimana tiga bulan di awal nominalnya lebih besar dibandingkan sembilan bulan sisanya. Nominalnya lagi-lagi membuat kami kecut. Selisihnya juga cukup besar jika dibandingkan dengan sistem KPA, berkisar sekitar 50-60 jutaan.
Jika dengan KPA, kami masih bernafas lega karena tenornya bisa hingga sepuluh tahun. Alhasil biaya angsurannya relatif lebih rendah tiap bulannya, hanya memang harga apartemennya memang lebih mahal. Proses kepengurusan KPA-nya juga bakal dibantu oleh pihak pengembang.
Saat ini kami masih mikir-mikir, apakah jadi mengambil apartemen atau tanah saja. Apartemen bisa kami sewakan ke para pekerja kantoran, sedangkan tanah bisa ditatani terlebih dahulu. Hemmm jika jadi mengambilnya maka kami sepertinya memilih KPA. Tawaran KPA ada banyak sih, salah satunya bisa dengan KPR Maybank yang menawarkan tenor hingga 30 tahun.
KPR Maybank ini bisa digunakan untuk membeli rumah, apartemen, kavling dan ruko/rukan, serta renovasi rumah. Pilihannya banyak bisa KPR tenor 30 tahun, KPR fix, KPR floating dengan bunga fair, KPR take over, dan KPR bebas bunga dengan cara bundling dengan tabungan Maybank. Wah pilihannya ada banyak nih, jadi tertarik untuk beli apartemen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H