Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gerimis Mengundang dan Cindai dalam My Stupid Boss

21 Mei 2016   18:22 Diperbarui: 21 Mei 2016   18:32 1617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cindai dirilis tahun 1997 sebagai tembang andalan album ketiga Siti Nurhalizah. Irama melayu yang khas dan nuansa yang riang membuat lagu ini mudah digemari. Rupanya Siti menjadikan album ini sebagai album khusus lagu-lagu rakyat atau lagu tradisional Melayu. Lagu ini menuai sukses di Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia sendiri bisa menembus 100 ribu kopi, sebuah prestasi tersendiri bagi penyanyi Malaysia.

Lagu Cindai selain tembangnya enak di telinga juga memiliki gerak tari yang khas yang diperkenalkan di video klip dan saat pertunjukan. Untuk lagunya sendiri sebenarnya saya masih bingung mengintepretasikannya.

Cindai dalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna kain dengan motif bunga. Ada juga yang mengartikan cindai sebagai kain yang disimpan seorang gadis untuk dikenakannya saat pernikahan.

Lagu Cindai menarik karena menggunakan pola pantun, yakni a-b-a-b. Jika menilik dari bait- bait berikutnya lagu ini seperti curahan hati seorang gadis, bagaimana ia mengetahui batas kemampuan dirinya dan kemudian memilih melanjutkan hidup daripada terus mengeluh.

Hendaklah hendak hendak ku rasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak ku daya
Tingginya tidak terlawan

Janganlah jangan jangan ku hiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan ku pinta
Merajuk bukan berpanjangan

Kehadiran lagu Gerimis Mengundang dan Cindai ini membuat saya terkenang akan hubungan mesra Indonesia dan Malaysia yang dulu begitu terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun