Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gerimis Mengundang dan Cindai dalam My Stupid Boss

21 Mei 2016   18:22 Diperbarui: 21 Mei 2016   18:32 1617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Film My Stupid Boss Dihiasi Dua Lagu Populer Cindai dan Gerimis Mengundang (sumber: blog.chaosatwork.com)"][/caption]

Lagu-lagu Malaysia dulu sempat melanda radio-radio dan pertelevisian Indonesia. Mereka yang berhasil mempopulerkan karya-karyanya di antaranya Siti Nurhalizah, Sheila Majid, Amy Search, dan Slam. Nah di film My Stupid Boss produksi Falcon Pictures, hubungan erat Malaysia dan Indonesia kembali diingatkan lewat Cindai dan Gerimis Mengundang.

Lagu Gerimis Mengundang memiliki corak khas lagu Melayu. Lagu yang dibawakan oleh band bernama Slam ini meskipun tembangnya sederhana, mudah dikenal dan diingat. Tak heran banyak pengamen di angkutan umum masa itu menampilkan lagu ini dengan logat dibuat-buat agar seperti penyanyi aslinya, Zamani bin Ibrahim yang memiliki gaya bernyanyi dan penghayatan yang khas.

Kusangkakan panas berpanjangan
Rupanya gerimis, rupanya gerimis mengundang
Dalam tak sedar ku kebasahan

Lagu ini berseliweran di film My Stupid Boss memperkental suasana khas Malaysia yang menjadi latar tempat film ini. Dalam film ini si bossman (Reza Rahardian) yang nyentrik menggunakan lagu ini sebagai ring back tone-nya.

Lagu ini sebenarnya lagu tentang patah hati. Gerimis mengundang menceritakan seseorang yang bersedih karena kekasihnya memilih menjauh dirinya.

Hanya aku separuh nyawa
Menahan sebak di dada
Sedangkan kau bersahaja
Berlalu tanpa kata
Terasa diri amat terhina kau lakukan

[caption caption="Gerimis Mengundang Dipopulerkan Slam (sumber: bintang.com)"]

[/caption]

Mungkin anak-anak remaja saat ini belum mengenal lagu ini karena lagu ini dirilis tahun 1996 sebelum kemudian dimasukkan ke dalam tembang hits Slam tahun 2012. Bagi saya yang pernah merasakan euforia lagu ini pun tergelak. Serasa nostalgia.

Selain lagu Gerimis Mengundang, lagu lainnya milik diva asal Jiran yang mewarnai film tentang 'pertarungan' mental bossman dan Diana (Bunga Citra Lestari) adalah Cindai. Berbalik dengan Gerimis Mengundang, Cindai bernuansa riang dan asyik digunakan sebagai pengiring tarian.

Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu

Cindai dirilis tahun 1997 sebagai tembang andalan album ketiga Siti Nurhalizah. Irama melayu yang khas dan nuansa yang riang membuat lagu ini mudah digemari. Rupanya Siti menjadikan album ini sebagai album khusus lagu-lagu rakyat atau lagu tradisional Melayu. Lagu ini menuai sukses di Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia sendiri bisa menembus 100 ribu kopi, sebuah prestasi tersendiri bagi penyanyi Malaysia.

Lagu Cindai selain tembangnya enak di telinga juga memiliki gerak tari yang khas yang diperkenalkan di video klip dan saat pertunjukan. Untuk lagunya sendiri sebenarnya saya masih bingung mengintepretasikannya.

Cindai dalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna kain dengan motif bunga. Ada juga yang mengartikan cindai sebagai kain yang disimpan seorang gadis untuk dikenakannya saat pernikahan.

Lagu Cindai menarik karena menggunakan pola pantun, yakni a-b-a-b. Jika menilik dari bait- bait berikutnya lagu ini seperti curahan hati seorang gadis, bagaimana ia mengetahui batas kemampuan dirinya dan kemudian memilih melanjutkan hidup daripada terus mengeluh.

Hendaklah hendak hendak ku rasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak ku daya
Tingginya tidak terlawan

Janganlah jangan jangan ku hiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan ku pinta
Merajuk bukan berpanjangan

Kehadiran lagu Gerimis Mengundang dan Cindai ini membuat saya terkenang akan hubungan mesra Indonesia dan Malaysia yang dulu begitu terlihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun