Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rayakan 60 Tahun, Marlupi Dance Academy Hadirkan Si Kabayan

3 Maret 2016   09:50 Diperbarui: 3 Maret 2016   10:21 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puterinya telah melakukan riset cukup lama dan ia langsung menyukai ketika putrinya memaparkan konsep pertunjukan tersebut. Desain kostum pun dibuat khusus oleh putrinya sehingga para penari nantinya tetap bisa menari dengan nyaman dalam busana tradisional yang menunjukkan berbagai daerah di Indonesia. Musik pengiringnya pun menggunakan musik tradisional.

“Kami tetap berhutang pada warga Surabaya. Moga-moga pada pertunjukan berikutnya kami bisa menampilkan tokoh arek Suroboyo yang legendaris, Sawunggaling,” tutur Bu Marlupi.

Sawunggaling adalah tokoh terkenal dan disegani di Surabaya. Kisah kepahlawannya yang tak kenal takut pada Belanda, mirip dengan tokoh si Pitung-nya orang Betawi. Ada beberapa versi sejarahnya.

Tidak mudah untuk menampilkan kisah tokoh yang terkenal di sebuah pertunjukan. Kami perlu riset terlebih dahulu tentang kisah sejarah, juga keseharian dan busana arek Suroboyo masa itu, paparnya.

Saya pun penasaran alasan Marlupi Dance Academy berupaya menampilkan unsur kedaerahan pada beberapa pertunjukan tarian baletnya. Bu Marlupi sambil menyendok rujak juhinya pun berkisah. Tarian balet adalah tarian yang populer. Hampir di setiap negara memiliki sekolah dan penari balet. Namun cerita yang ditampilkan umumnya terbatas, seperti dongeng-dongeng Eropa. Oleh karenanya Beliau dan Fifi ingin mengangkat dan memperkenalkan budaya Indonesia melalui pertunjukan yang dihelat di dalam negeri maupun ketika mengikuti atau diundang tampil di festival-festival di luar negeri.

Ide Bu Marlupi dan putrinya menambahkan unsur kedaerahan pada pertunjukan balet sudah terlaksana sejak bertahun-tahun silam. Puterinya yang pernah mencicipi pendidikan balet di Royal Academy of Dance, London, berkontribusi besar pada gagasan dan koreografinya, sementara ia memberikan saran-saran untuk menyempurnakannya.

Saya masih melatih balet hingga kini, tapi untuk urusan pertunjukan dari awal hingga hari H saya sudah estafetkan ke putri saya, ujar Bu Marlupi panjang lebar.

Fifi ingin meneruskan cita-cita Ibunya untuk mengenalkan budaya Indonesia dengan cara yang ia kuasai. Bu Marlupi pernah mementaskan tari balet tentang Rara Mendut pada tahun 1970-an. Pertunjukan tersebut membuat Kepala Dinas P&K Surabaya saat itu merasa kagum.

Fifi berhasil menuangkan idenya balet rasa nusantara dalam pertunjukan Rhythm of Bali, yang memadukan unsur utama dalam tarian Bali dan gaya menari balet. Ia pernah mementaskannya di Hongkong dan mendapat apresiasi tinggi dari penonton. 

Disusul kemudian pertunjukan tentang perajin kain tenun yang dipentaskan di Denmark pada tahun 2015 yang juga sukses.Selanjutnya Tari Lir Ilir dengan lagu pengiring Lir Ilir yang populer.

Nah dalam pertunjukan perayaan HUT ke-60 ini selain tarian si Kabayan juga akan tampil para penari dari Amerika Serikat, Peru, dan Polandia. Mereka akan menampilkan masing-masing satu pertunjukan. Untuk judul dan penarinya Bu Marlupi masih merahasiakan. Tunggu saja! tukasnya sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun