Kerja keras mereka berhasil. Sungai terisi penuh. Hawa menjadi sejuk oleh angin. Si pemuda pun tidur lelap. Dalam mimpinya, ia bertemu putri jelita yang menyebut dirinya Putri Hujan.
***
Ayahnya menugaskannya ke berbagai negeri. Baru beberapa bulan kemudian ia kembali ke negeri Khatulistiwa.
Pekerjaannya dulu seolah tak berbekas. Tanah kembali kering, tanaman layu dan air pun surut.
Putri Hujan bergegas ke tempat si pemuda bekerja. Pemuda tersebut seperti padi miliknya. Nampak layu.
Putri Hujan meminta bantuan awan hitam. Mereka takut dominasi awan putih dan matahari. Putri Hujan membujuk awan putih dan matahari. Mereka tak mau mengalah, menikmati kejayaannya.
Matahari kesal pada ulah warga negeri Khatulistiwa yang sewenang-wenang pada alam. Ia berniat menghukumnya. Putri Hujan menunjukkan si pemuda yang mencintai kerbau dan padinya. Ia tak peduli.
***
Putri Hujan meminta bantuan ayahnya. Ia tak bisa apa-apa karena daerah tersebut teritori matahari. Kedua sahabatnya juga tak berkutik.
Putri Hujan melihat pemuda yang dikasihinya nampak muram menghibur kerbaunya yang kekurangan rumput hijau. Mungkin karena panas dan lelah pemuda itu terlelap. Dalam mimpinya ia kembali bertemu dengan gadis cantik. Gadis itu bertanya apakah ia ingin padi dan kerbaunya selamat. Ia mengangguk. Gadis itu lalu lenyap. Padahal pemuda itu juga ingin berkata, ia juga ingin gadis tersebut bersamanya.
***