Tapi tiba-tiba mijin datang ke rumah orng tua ku meminta maaf,, dan berjanji akan bertobat.. “ saya berjanji akan bertobat yah , bu, saya janji… sya ga bisa hidup tnpa istri dan anak saya”.. akhirny ibu dan ayahpun menyerahkan semuanya kepada ku, dan aku sngat bodoh dan mengambil keputusan..dan akhirnya dia pun memberikan ining-imingan bahwa dia sudah punya rumah sendri..dan akhirnya aku percaya, dan kami kembali rujuk bersama …
Setelh 3 bulan kejadian aku minta cerai itu dia sangat berubah, aku minta di suntik Kb tapi dia melarang, dia mengambil uang untuk suntik kb itu untuk alasan modal kerja, aku tidak menaruh kecurigaan apapun karna aku fikir dia sudah bertobat ,, dan dia juga dalam proses rehab di BNN .. dan akhirnya aku hamil anak kedua,, tapi saat aku hamil anak kedua itu, aku menjadi sangat tidak terurus, aku tidak pernh di bawa untuk USG maupun suntik vitamin,, aku sudah mulai gelisah,, tapi akulah yang mengambil keputusan untuk memaafkan dia “ Ya Allah apakh salah pilihan yang aku ambil ini” tegas ku dlaam hati ..
Dan aku pun dengan menaruh curiga padanya aku pergi ke BNN untuk bertanya keadaan suami ku, “kak saya boleh minta riwayat pengobatan sdr mijin” pdengan cemas, salah satu petugas pun menjawab, “ maaf ibu bapak mijin pengobatannya belum selesai, tapi sudah minta di hentikan” aku pun tercengang dan kaget Tidak percaya, aku pun yang masih dalam keadaan hamil hanya bisa pasrah akan keadaan..
Dan akhirnya aku pun melahirkan anak kedua secara normal dan ankku dalam keadaan sehat , tapi bedanya anak keduaku bobotnya sedikit kecil, mungkin karena saat mengandungnya aku sedang stress dan kurang asupan..
Setelah aku melahirkan anak kedua, suamiku menelantarkan ku seperti itu saja, “ suami mu mana” tanya ibuku ,, aku hanya bisa menanggis dan menanggis.. setelah aku melahirkan , mertua ku pun menjemputku,, dengan mulut manisnya menipu keluarga ku “ maafin mama ya ida, karna mama ga perhatiin kamu , maklumlah ibu kan sibuk ida “ aku hanya diam dan tidak mengubris “ ngimana kalau lahran ini biar mama aja yang urus ida” aku pun sempat mau menolak tapi ibuku sudah menyetujuinya ..
Tibalah aku di rumah mertua ku,, saat aku sedang tidur siang , tiba2 terdengar suara bantungan wajan dari arah dapur, aku pun dengan masih dalam keadaan sakit melihat kedapur dan bertanya “ ada apa ma” mertua ku pun marah dan bilang, “kamu kerjanya tiduran ters, ga bisa kah kamu bantu saya cuci piring, cuci baju dan bersih-bersih rumah , hah aku kget dengan perlakuan mertua ku yang sepeti ini kepadaku... “cobaan apa lagi ini” kenapa aku di hadapkan dengn orang-orang seperti ini,, apa slaahku, apa dosaku ya Allah” aku hanya bisa menanggis dalam hati.. aku ingin pergi dari rumah ini rasanya..
Tiba-tiba adikku yang dari kalimantan pun pulang, dia adalah adikku yang paling tegas dalam keluarga,, aku minta sama dia temanin aku sampai malam hari, “ dek, bisa temani kakak dulu smpe isya” dia pun tersenyum dan bilang “ bisa lah kak” dan akhirnya aku bisa bernafas lega untuk sementara, dan hari - hari ku berikutnya adalah melayani keluarga mertuaku dengan cara memasak, mencuci dan beres2 rumah…
Dan ketika sudah sampai 40 hari,, akhirnya ku bisa pulang ke rumah, saat ini suami ku menyewa kontrakan 1 kamar, akhirnya aku tinggal dengan suami ku di situ,, namun seiiring berjalannya waktu suami ku mulai kembali ke tabiat aslinya lagi,, dia mulai menghancurkan barang2 di rumah, dan barnag barang itu adalah pemberian ibuku, tiba- tiba dia marah-marah sendri tidak jelas,, aku pun lama lama jadi takut dengan prilakunya yang aneh,, “ mas, kamu kenapa, kenapa marah marah dan banting barang” dia pun menjawab “ orang desa ini mau bunuh aku, mereka mau pukul aku, kalau mereka nyari aku bilang aku ga ada , tutup pintu rapat” aku pun heran dengn prilaku aneh suami ku, dia seperti berhalusinasi dan semalam aku tidak bisa tidur , karena suami ku batuk-batu dan sesak nafas juga..
Keesokan harinya uang ku yang aku sembunyikan di dalam lemari pun hilang, dan suami ku pergi dari rumah sudah 2 minggu tidak pulang, serta tagihan kontrakan pun sudah di minta, aku binggung akhirnya aku pulang ke rumah ibuku, dan menceritakan semuanya kepada mereka,, akhirnya aku pun memutuskan untuk pisah dengan suami ku,, saat dia tau aku minta cerai, dia pun akhirnya kembali dengan alasan dia mencari pekerjaan untuk membayar kontrakan tapi setelah 2 minggu dia pergi saja, tidak ada sepeser uangpun yang dia berikan kepadaku., akhirnya aku tetap kekeh dengan keputusan ku untuk menceraikannya,,
Dan sekarng setelah aku cerai aku hidup dengan dua orang anak ku yang masih berusia 5 dan 3 tahun …
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H